IPS pada hakikatnya adalah telaah tentang manusia dalam hubungan sosial dan masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial akan mengadakan hubungan sosial dengan sesamanya, baik pada lingkup lokal, nasional, regional, bahkan global. Selama ini siswa beranggapan pelajaran IPS membosankan, materi luas, bersifat hafalan, dan banyak istilah yang sulit dipahami. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Temanggung belum berhasil sesuai harapan, hasil belajar yang dicapai jauh dari KKM sehingga perlu inovasi pembelajaran.
Pembelajaran IPS yang menyenangkan menjadi tujuan yang tidak dapat ditawar lagi, Inovasi yang dilakukan guru adalah menerapkan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Menurut Huda (2015:289), Model pembelajaran AIR merupakan gaya pembelajaran yang mirip Somatic, Auditory,Visualization,intellectually (SAVI) dan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic(VAK). Perbedaannya hanya terletak pada pengulangan(repetisi) yang bermakna pendalaman, perluasan, dan pemantapan dengan cara pemberian tugas dan kuis.
Model pembelajaran AIR terdiri dari kata Auditory, yaitu gaya belajar yang mengakses segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun diingat. Siswa yang auditori lebih mudah belajar dengan cara berdiskusi dengan orang lain, untuk itu guru melaksanakan diskusi kelas, debat, presentasi, membaca teks dengan keras, belajar kelompok, dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Berikutnya Intellectually, kata intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka secara internal. Mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman belajar. Guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitas-aktivitas intelektual seperti memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, perencanaan strategis, melahirkan gagasan kreatif, menyaring informasi, merumuskan pertanyaan, menciptakan model mental. menerapkan gagasan baru, menciptakan makna pribadi, dan meramalkan implikasi suatu gagasan. Sedangkan Repetition, bermakna pengulangan, dalam konteks pembelajaran, ia merujuk pada pendalaman, perluasan, dan pemantapan siswa dengan cara memberinya tugas atau kuis. Pelajaran yang diulang akan memberi tanggapan yang jelas dan tidak mudah dilupakan, sehingga siswa mampu memecahkan masalah.
Implementasi pembelajaran AIR di Kelas
Model pembelajaran AIR dilaksanakan di kelas VIIF SMP Negeri 1 Temanggung pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Pembelajaran ini memerlukan persiapan baik fisik maupun psikis. AIR menuntut siswa untuk konsentrasi dan berpikir tingkat tinggi. Untuk itu guru mengarahkan siswa untuk tetap fokus dalam setiap tahap pembelajaran.
Pelaksanaan model pembelajaran AIR ditekankan pada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu mendengarkan (Auditory), mampu menganalisis dan mengolah data (Intellectually), dan mengulang-ulang konsep yang belum dikuasai (Repetition).
Hasil analisis setelah penerapan pembelajaran AIR di kelas VIIF, rata-rata hasil belajar siswa meningkat, pada kondisi awal rata-rata kelas 71 meningkat menjadi 80 pada siklus 1 dan diakhir siklus 2 rata-rata kelas menjadi 81. Banyaknya siswa yang belum tuntas belajar di akhir siklus 2 tinggal 3 siswa, dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 90,63.
Peningkatan hasil belajar tersebut karena guru menerapkan model pembelajaran AIR. Salah satu kelebihan model pembelajaran ini adalah terletak pada Repetition yaitu mengulang-ulang materi yang sedang dipelajari dengan cara tanya jawab dengan kuis yang telah disediakan, sebelum pelaksanaan repetisi semua siswa belajar menghafal konsep-konsep baru, memahami, kemudian mengutarakan konsep yang dipelajari tersebut dalam dunia nyata.
Indah Wiharti, S.Pd.,MM.Pd.
Guru IPS SMP Negeri 1 Temanggung