Resitasi Tingkatkan Penguasaan Materi Sejarah

Sri Purnami,S.Pd. SDN Kebondalem Bejen Temanggung

Sejarah adalah salah satu materi yang dipelajari dalam mata pelajaran IPS. Materi yang cukup banyak hafalan menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu kemampuan guru dalam menyampaikan materi yang cenderung membosankan bagi siswa juga menjadi penyebab lainnya. Sebagian guru masih menyampaikan materi dengan metode konvensional yaitu ceramah. Siswa kurang tertarik dengan metode tersebut karena yang disampaikan tidak mengena dan saat pembelajaan berlangsung,siswa lebih sering mengantuk. Hal inilah yang menjadi penyebab kurangnya penguasaan materi sejarah pada siswa.

                        Hal tersebut juga terjadi di SDN Kebondalem Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung, yang mendorong guru untuk mencari inovasi – inovasi dalam pembelajaran. Setelah melakukan pengamatan dan penelitian, guru mencoba untuk menerapkan “metode resitasi”. Metode resitasi mengharuskan siswa membuat resume tentang materi yang sudah disampaikan guru, dengan menuliskannya pada kertas  menggunakan bahasa sendiri.

Baca juga:  Memahami Simbol Pancasila Melalui Learning Cycle

Dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah suatu metode pembelajaran yang mengajak siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya sebagai pendengar yang monoton. Namun , siswa ikut menggali informasi baik dari buku pelajaran, ensiklopedi maupun berdiskusi dengan temannya. Selanjutnya informasi yang didapat dituangkan lagi dalam bentuk tulisan menjadi resume.

 Manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari penerapan metode resitasi dalam materi sejarah? Pertama, siswa lebih menguasai dan paham akan materi sejarah. Hal ini dikarenakan siswa mendengar penjelasan dari guru, dilanjutkan membaca materi dari sumber – sumber yang tersedia, mendiskusikannya dengan teman, selanjutnya menuliskan kembali apa yang didapat dan diserap dengan bahasanya sendiri. Beberapa pengalaman belajar tersebut membantu siswa lebih hafal terhadap materi sejarah yang isinya sebagian besar berupa nama orang, nama tempat, tanggal – tanggal peristiwa penting yang secara keseluruhan merupakan kejadian yang telah lama berlalu dan tidak dialami sendiri oleh siswa.


Baca juga:  Guru, Antara Profesi dan Profesional

Kedua, siswa menjadi lebih kreatif dalam menuangkan ide – ide dalam bentuk tulisan. Inisiatif dalam pemilihan penggunaan bahasanya juga semakin beragam. Kemampuan ini tak akan dikuasai jika siswa hanya membaca buku atau mendengarkan ceramah tanpa menuangkannya dalam bentuk tulis. Selain itu siswa juga belajar cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai PUEBI, cara menggunakan tanda baca yang tepat pun tak luput dari perhatian siswa. Karena siswa merasa bertanggung  jawab terhadap apa yang ditulisnya. Secara tidak langsung  pendidikan karakter tertanam dalam diri siswa.

Ketiga, tugas resume mengharuskan siswa untuk membaca materi sejarah sebelum menuliskannya. Dalam hal ini metode resitasi ikut menyukseskan gerakan literasi sekolah. Manfaat – manfaat tersebut telah saya rasakan pada siswa kelas V SDN Kebondalem. Siswa menjadi lebih mudah menghafal materi sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Selain manfaat yang telah saya kemukakan di atas, masih ada manfaat lain yang saya peroleh yaitu tulisan siswa saya menjadi lebih rapi daripada sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dengan metode resitasi mampu meningkatkan penguasaan materi sejarah pada siswa sekolah dasar.

Baca juga:  Model Picture And Picture Solusi Asyik pada PJJ

Sri Purnami,S.Pd.

SDN Kebondalem Bejen Temanggung