Sebagian besar anak-anak jaman now mengalami kelesuan dalam belajar bahasa Jawa. Anak-anaknya males-malesan, jika diberi tugas tidak segera dikumpulkan. Mereka tidak mempunyai gairah belajar. Bahasa Jawa dianggap kuno, tidak kekinian. Hal ini juga terjadi di SMP N 1 Candiroto, tempat Penulis bekerja Jika hal ini yang terjadi di sekolah-sekolah maka tidak mungkin nilai mapel bahasa Jawa memuaskan. Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Anak-anak kita butuh Sesuatu banget untuk mau dan mampu nyinau Basa Jawa. Sesuatu berasal dari dalam hati yang paling dalam. Dalam dunia Ilmu Pengetahuan sesuatu banget ini biasa disebut Motivasi. Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti alasan melakukan sesuatu, sebuah kekuatan yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan suatu kegiatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 1996:593) motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang telah ada pada diri anak. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan seorang siswa, kerena belajar tanpa adanya motivasi, sulit untuk berhasil.
Timbulnya motivasi belajar itu ada sangat dipengaruhi oleh factor eksternal (lingkungan), dan factor internal yang melekat pada setiap orang, tingkat pendidikan, pengalaman masa lalu, keinginan atau harapan masa depan. Motivasi belajar yang disebabkan dari luar individu melahirkan motivasi ekstrinsik sedangkan motivasi yang timbul dari dalam individu disebut motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik misalnya bisa timbul karena ajakan, suruhan, atau paksaan orang lain. Sedangkan motivasi instrinsik timbul dari dalam individu orang tersebut tanpa adanya paksaan atau dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri, misalnya siswa belajar karena ingin mengetahi seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya, ingin menjadi orang yang terdidik dan lain sebagainya. Motivasi instrinsik ini bukan bebas pengaruh dari orang lain. Biasanya motivasi instrinsik timbul juga berkat peran orang lain, misalnya guru atau orang tua yang berhasil menyadarkan dorongan belajar yang benar. Biasanya motivasi instrinsik ini lebih bertahan lama dari pada motivasi ekstrinsik.
Menurut WS. Winkel (1983:27) motivasi belajar siswa merupakan factor psikis yang bersifat non intelektual, peranannya yang khas adalah gairah atau semangat belajar, sehingga seorang siswa yang bermotivasi kuat, dia akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian siswa yang mempunyai motivasi yang kuat, dia akan mempunyau semangat yang tinggi dan pada gilirannya akan dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Jadi menjadi mokal atau tidak mungkin siswa sukses belajar bahasa Jawa jika tidak mempunyai motivasi. Atau mempunyai motivasi belajar tapi motivasi belajar yang sangat rendah. Seorang anak yang belajar bahasa Jawa di tengah himpitan arus globalisasi memang memerlukan motivasi belajar yang sangat kuat. Jika sesuatu dari dalam itu sudah ditangan maka tantangan dan rintangan apapun akan bisa dilewati dengan baik, sehingga pada akhirnya anak-anak bisa mendarat dengan mulus dalam nyinau basa jawa zaman now.
Lisabet Setyowati, S.S.
Guru Bahasa Jawa SMP N 1 Candiroto, Temanggung