Peribahasa yang tak lekak oleh waktu “Buku adalah jendela dunia” merupakan amanat dari kurikulum 2013 untuk memacu siswa dalam berliterasi. Meski sekarang didunia maya banyak sekali informasi dengan mudah dapat kita akses, tetapi dampak negatifnya sangat terasa. Buku merupakan jawaban yang paling ideal untuk mengatasi hat tersebut. Kondisi minat baca bangsa Indonesia memang cukup memprihatinkan.
Apa jawaban orang tua siswa ketika ditanya mengenai minat baca anak dirumah, apa jawabannya? Rata-rata jawabannya sama “Anak saya kalau disuruh membaca susah sekali, dia lebih berminat bermain HP daripada membaca” Hal tersebut merupakan tantangan bagi semua pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia, tak terkecuali kita sebagai guru. Nah, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan guru dalam menumbuhkan minat baca siswa.
Pertama, meberi contoh gemar membaca. Bagi siswa teladan bagi orang tua, termasuk guru itu sangat penting. Merupakan keharusan membawa buku tebal kedalam kelas untuk memberi kesan bahwa guru gemar membaca sehingga memiliki kecerdasan.
Kedua, memberi buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Mulai sekarang, coba sudahi menyuguhkan buku-buku yang ‘harus’ dibaca siswa. Mengapa? Cara tersebut tidak lagi efektif, malah menjemukan. Rendahnya minat membaca bisa dikarenakan siswa belum menemukan buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Jika sudah ada jenis buku yang menarik, perlahan-lahan akan timbul minat membaca. Sebagai guru, bapak/ibu bertugas membantu siswa menemukan topik buku yang disukai.
Ketiga, Manfaatkan buku yang ada. Majalah dengan artikel-artikel pendek dan didominasi gambar bisa membantu. Berikan siswa buku komik, cara berternek, menu makanan, kisah penginsirasi dan sebagainya. Tapi, stop bagi buku yang isinya tidak mendidik! Tanpa disadari, siswa akan membaca setiap kata yang ada pada barang-barang tersebut. Memang bacaannya masih ringan, namun pelan-pelan mereka akan menikmati serunya membaca.
Keempat, Ciptakan kenyamanan. Di dalam kelas misalnya, coba isi dengan banyak buku-buku menarik. Jika dikelilingi buku, perlahan siswa akan tertarik untuk menyentuh bukunya, kemudian membuka, melihat gambar, dan mulai membaca halaman demi halaman. Selain di kelas, dalam hal ini sekolah harus punya fasilitas perpustakaan yang membuat siswa nyaman dan betah berlama-lama.
Kelima, mendatangkan penulis. Jika memungkinkan, coba undang penulis buku favorit untuk hadir di kelas dan sharing pada siswa. Biasanya jika seorang penulis baru saja meluncurkan buku, akan ada seminar dan bedah buku setelahnya. Bisa juga dengan mengajak siswa kunjungan ke acara bedah buku.
Keenam, memacu kreaktifitas setelah membaca. Selesai membaca, bukan berarti usai sampai di situ. Ajak siswa untuk berkreativitas dari hasil buku yang dibacanya. Misalnya, menggunakan aksesoris dan kostum yang menjadi ciri khas tokoh pada buku. Mengupas buku tentang kelemahan dan kelebihan dari buku yang dibaca.
Ketujuh, biasakan pada setiap awal pembelajaran anak untuk membaca. Dengan didahului kita sebagai guru untuk membaca, kemudian siswa kita suruh untuk melanjutkannya. Setelahnya kita suruh untuk menulis atau merangkum hasilnya.
Kedelapan, Memberi Tugas project untuk berliterasi. Dengan topik yang ditentukan secara bersama-sama antara siswa dengan guru, peserta didik diberi tugas untuk mengumpulkan hasil dari literasi. Dapat juga diberi project menarik ketika liburan tiba untuk membuat laporan berupa literasi singkat. Kedelapan cara diatas sebagai alternatif bapak/ibu guru lakukan untuk meningkatkan minat membaca.
SRIYANTO, S.Pd.
GURU SMP NEGERI 1 KEDAWUNG, SRAGEN