Proses pembelajaran yang tidak terencana dan terprogram dapat berdampak pada menurunnya motivasi maupun prestasi belajar siswa. Guru hanya menyampaikan materi tanpa mengevaluasi kembali materi yang diajarkan, disamping rendahnya kemandirian belajar siswa. Kurangnya penugasan kepada siswa, membuat, siswa kurang berlatih kembali dan kurang terampil dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Lemahnya daya kontrol guru ketika siswa sudah tidak berada di area sekolah harusnya menjadi perhatian serius. Guru perlu memanajemen waktu siswa sehingga dapat meluangkan waktu untuk mengasah ketrampilannya secara mandiri melalui pemberian tugas tertentu.
Tidak dipungkiri bahwa siswa terkadang sudah lelah dengan beban belajar yang begitu banyak dan jadwal yang sangat padat di sekolah dan Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Namun demikian siswa perlu diberi tanggung jawab agar tumbuh kemandirian dalam belajar. Kemajuan TIK perlu dimanfaatkan oleh guru dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
Salah satu solusinya adalah pemberian tugas terstruktur secara mandiri. Tugas terstruktur adalah tugas yang harus diselesaikan siswa dengan batasan yang telah ditentukan oleh guru. Pemberian tugas terstruktur secara mandiri adalah kegitan pembelajaran berupa pendalaman materi oleh seorang siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi.
Guru dalam memberikan tugas kepada siswa hendaknya mempertimbangkan, tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat, sesuai kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu pekerjaan siswa , dan mempertimbangkan waktu yang cukup dalam menyelesaikan tugas. Waktu penyelesaian pemberian tugas struktur secara mandiri ditentukan oleh guru. Misalnya, pemberian tugas dari guru kepada siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), mengerjakan soal-soal buatan guru yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Peran LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa (Sujari, 2014).
Pemberian tugas terstruktur memiliki manfaat ditinjau dari kepentingan siswa antara lain: bSiswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri, belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar jam pelajaran dan tidak dibatasi oleh kelas, Siswa berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan soal latihan yang disajikan dalam tugas. Hal ini sebagai pendorong dari dalam diri siswa yang menyebabkan siswa bertindak untuk mencapai tujuan diantaranya: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita di masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, dan adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Soal yang dibuat guru dapat diakses melalui blog guru, Email guru, maupun median online lainnya. Siswa mengakses tugas mandiri kemudian mengerjakan tugas dan hasilnya dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Hal ini juga mengarahkan siswa agar memanfaatkan TIK sebagai media penunjang dalam belajar.
Pemberian tugas terstruktur secara mandiri memiliki pengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar matematika siswa. Siswa dapat secara mandiri mempelajari kembali materi yang telah diajarkan, berlatih dan terampil dalam menyelesaikan soal-soal pengayaan Matematika.. Sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar siswa yang berdampak pada meningkatnya prestasi belajar matematika siswa kelas X MAN 2 Wonosobo.
Dengan demikian, pembelajaran dengan pemberian tugas terstruktur secara mandiri memiliki pengaruh; (1) Siswa secara mandiri belajar, berlatih dan tertantang mengembangkan keterampilan dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi matematika (2) meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika.
SUPARYANTI, S.Pd.
Guru MAN 2 Wonosobo
