Pelajaran seni tari adalah pelajaran yang lebih banyak memerlukan aktivitas fisik, penghayatan dan perasaan dari pada aktifitas lainnya. Penghayatan melalui olah rasa dapat dipelajari melalui berbagai proses diantaranya adalah membiasakan diri mendengarkan music atau iringan tari secara terus menerus. Dengan demikian dapat mengenali jenis-jenis irama yang digunakan sebagai musik pengiring. Contoh “irama pembaca” masuk ke irama “dadi” atau dapat membedakan irama lancaran dengan ladrang ataupun ketawang dan lain – lain. Dalam kenyataannya mempelajari sebuah tari banyak sekali menggunakan metode hitungan dengan sistem imam(HSI).
Kecenderungan mempergunakan system imam dalam mempelajari tari merupakan suatu kegiatan peniruan gerak. Sejak dulu dalam perkumpulan atau kursus – kursus tari, biasanya bahan praktek tari yang diberikan sebagai pelajaran yang harus ditiru dan guru biasanya menyampaikan dengan hitungan, 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 ( Dho garha, 1980; 54)
Untuk mengatasi hal ini, maka sangat dibutuhkan perhatian, ketelatenan dan proses. Pembelajaran dapat diserap dan diterima siswa secara maksimal.
Di dalam tari terdapat jiwa, dan jiwa manusia memiliki 3 aspek yang berbeda-beda yaitu : kehendak,, akal dan rasa atau emosi. Dalam seni tari rasa berperan penting seperti yang telah dikemukakan oleh “Susanne-K Langer” bahwa tari adalah dinikmati dengan rasa. Dengan demikian jika siswa dibiasakan dengan irama dan mengenali iringan, maka lambat laun siswa akan menguasai berbagai irama dan gerakan akan selaras dengan iramanya pula.
Salah satu upaya yang penulis lakukan untuk meningkatkan kepekaan rasa dalam seni tari melalui pembelajaran dengan metode hitung di SMPN Negeri 3 Girimarto kususnya pada pelajaran tari daerah setempat pada kelas VII A adalah memadukan antara hitungan dengan irama sebagai contoh pada hitungan ke 8, irama jatuh pada gong, dalam hal ini tak luput dari tiga unsur pelengkap dalam tari, yang antara lain adalah
A. Wiraga, Wiraga berasal dari kata wi yang berasal dari kata wit yang artinya asal atau dasar dan kata raga berarti wujud lahiriah yang terdiri dari badan beserta anggota bagian lainnya, maka wiraga dapat diartikan penataan badan beserta anggota dan bagian – bagian yang bergerak. ( Seni Tari untuk SPG 1980 : 93
B. Wirama Berasal dari kata irama yang merupakan kelengkapan dari kehidupan semesta yang sering tidak terasa atau tidak nampak pada manusia. Padahal irama sesekali hadirr di tengah – tengah kehidupan kita tanpa henti-hentinya, serta tidak ada makhluk di dunia ini yang terwujud tanpa irama kehidupan. ( Seni Tari untuk SPG 1980 : 94 )
C. Wirasa, Menurut Soedarsono ( dalam Jazuli, 1980 : 3 ) alam sekitar tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak yang ritmis dan indah. Karena tari adalah ekspresi jiwa manusia dalam wujud gerak dalam proses penciptaannya dipengaruhi atau dipedomani oleh unsur – unsure budaya.
Kepekaan rasa dapat berhasil melalui olah rasa yang dilakukan secara terus menerus dan kontinyu. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sussan K. Lenger bahwa tari adalah gerak yang dibentuk secara ekspresif yang diciptakan oleh manusia untuk dapat dinikmati dengan rasa. Dari apa yang telah ditegaskan Sussan K. Lenger jelas bahwa dalam seni, rasa memegang peran terpenting
Saryanti, S.Pd.
SMP Negeri 3 Girimarto
Kabupaten Wonogiri