Kebanyakan orang Indonesia menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Karena itu, tidak mengherankan apabila sering kali nilai matematika adalah nilai terendah yang dijumpai oleh orang tua dalam raport anaknya. Tetapi, sesungguhnya menguasai pelajaran matematika bukanlah hal yang teramat sulit. Kesulitan dalam belajar matematika bukan disebabkan oleh sulitnya materi pelajaran, melainkan karena cara pengajaran yang tidak mudah dimengerti atau tidak sesuai dengan karakter cara belajar si anak. Dengan menggunakan Teknik belajar yang tepat, maka pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan untuk dipelajari.
Guru memiliki peran yang sangat penting akan keberhasilan pencapaian pembelajaran sekaligus memupus citra buruk mata pelajaran di mata siswa. Guru harus dapat memberikan pembelajaran yang mudah, dan juga menyenangkan, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh anak. Permasalahan yang sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran adalah anak kurang memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini salah satunya disebabkan oleh cara mengajar guru yang monoton sehingga anak ,menjadi bosan dan malas untuk belajar.
Kondisi tersebut disinyalir terjadi pada SD Panggung 12 Kota Tegal khususnya di kelas dua. Oleh karena itu guru harus dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat, yang dapat membantu para siswa memahami matematika khususnya materi perkalian secara lebih mudah dan menyenangkan. Selain itu juga harus sesuai dengan perkembangan anak dan materi yang akan disampaikan sehingga permasalahan ini dapat teratasi, yaitu dengan menggunakan metode Gasing. Apa itu metode Gasing?
Metode Gasing adalah sebutan untuk metode pembelajaran matematika yang dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D. Dinamakan Gasing karena dalam penerapan pembelajaran metode ini gampang, asyik, dan menyenangkan. Metode ini mencoba memberi pengertian kepada siswa tentang konsep bilangan serta teknik penjumlahan yang berupa tambahan, pengurangan, dan perkalian. Metode ini ditujukan agar matematika menjadi gampang, asyik dan menyenangkan. Belajar matematika metode Gasing dimulai dari aritmatika paling dasar, yaitu pengenalan angka dan metode penjumlahan, kemudian dikembangkan dengan metode perkalian, pengurangan, pembagian, angka negatif, soal cerita dan lain-lain. Penekanan pertama pembelajaran metode ini selalu diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak akan sangat mudah mengerti dan mengaplikasikannya. Penekanan kedua adalah anak-anak selalu diminta mencongak.
Metode Gasing adalah solusi yang tepat untuk mempelajari matematika karena mampu menghitung cepat (kali, bagi, tambah, kurang) tanpa alat, menyelesaikan soal cerita dengan pendekatan logika, dan eksplorasi (tanpa rumus) dan materi sesuai dengan kurikulum sekolah.
Kelebihan metode Gasing yaitu membuat matematika menjadi lebih gampang, asyik dan menyenangkan, karena dalam mengerjakan soal-soal matematika tidak harus menghapal rumus-rumus matematika. Selain itu waktu yang digunakan lebih efisien karena apabila menggunakan rumus konvensional, soal-soal matematika umumnya baru dapat diselesaikan oleh siswa dalam waktu yang cukup lama. Tapi dengan metode Gasing siswa dapat menyelesaikan soal-soal dalam waktu yang relatif lebih cepat.
Teknik mengajar yang dilakukan yaitu dengan guru menunjukkan kartu bergambar, misalkan gambar sepeda. Guru bertanya, berapa jumlah roda dari 6 sepeda. Guru menjelaskan jawabannya adalah 2+2+2+2+2+2 = 6 x 2. Kemudian guru menunjukkan kartu bergambar yang lain dengan banyak variasi, lakukan berulang-ulang sampai siswa paham arti perkalian. Guru meminta siswa mengerjakan latihan soal di buku. Siswa hanya mengerti cara menuliskan dalam bentuk perkalian, tidak sampai menghitung hasilnya. Guru mengingatkan siswa agar tidak terbalik dalam penulisan 6 x 2 dengan 2 x 6 meskipun jawabannya sama.
Penggunaan metode Gasing tersebut dirasa lebih mudah dalam mengajarkan anak khususnya dalam materi perkalian, tanpa harus menghapal rumus, dan juga mampu meningkatkan prestasi anak dalam pelajaran matematika, sehingga tidak ada lagi kata sulit dalam perkalian.
Novi Indahwati, S.Pd
Guru SD Panggung 12 Tegal