Metode Sangkar Kata Tingkatkan Hafalan Bacaan Ṣhalat

Nur Fatirotul Khofifah, S.Pd.I Guru Mapel PAI SDN Pekaumanan 1 Kota Tegal
Nur Fatirotul Khofifah, S.Pd.I Guru Mapel PAI SDN Pekaumanan 1 Kota Tegal

Peningkatan hafalan bacaan ṣalat bagi siswa Sekolah Dasar (SD) diperlukan untuk pencapaian hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Mapel PAI BP). Metode Sambung Kartu Kata (Sangkar Kata) menjadi salah satu alternatif untuk memudahkan siswa dalam menghafal naṣ/ teks yang berbahasa Arab.

Penulis sebagai Guru Mapel PAI BP di SD Pekauman 1 Kota Tegal mencoba merealisasikan metode Sangkar Kata saat kegiatan belajar mengajar di Kelas II semester II Tahun Pelajaran 2018 / 2019 pada Kompetensi Dasar (KD) Memahami dan mempraktikan ṣalat dengan tata cara dan bacaan yang benar. Kompetensi tersebut mengacu pada Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013. Menurut peraturan ini bahwa Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas.

Sebelum praktik ṣalat, siswa dibekali pengetahuan tentang gerakan dan bacaannya yang harus dihafal. Penulis, ketika melakukan pembelajaran dan meminta siswa menghafal bacaan ṣalat, banyak ditemui siswa yang mengeluh dan malas menghafal. Hanya 24 % dari seluruh siswa kelas II yang mampu menghafal secara mandiri. Dikarenakan kemampuan bacaan Al Quran siswa yang masih seputar huruf dan kata. Di sisi lain, banyak juga siswa yang belum pernah mengaji atau aktif di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ). Kurangnya minat belajar siswa, keterbatasan media pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat juga diduga menjadi penyebab rendahnya kemampuan hafalan bacaan ṣalat siswa.

Baca juga:  Mini Project, Advertisement Jadi Mengesankan

Penerapkan metode Sangkar Kata mampu meningkatkan hafalan bacaan ṣalat siswa. Pada metode ini, pembelajaran menghafal bacaan ṣalat baik bacaan pendek ataupun panjang akan diperkenalkan kepada siswa dengan permainan.


Dalam sebuah teori belajar, proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki minat terhadap kegiatan belajar (Sutikno: 2009: 16) dan minat belajar siswa tercipta ketika situasi pembelajaran di kelas menarik dan menyenangkan. Al Ghautsani (2010: 51-52) juga menyebutkan ada sembilan belas kaidah dalam menghafal Al Quran, beberapa di antaranya adalah menghafal pada waktu kecil lebih mudah dari pada waktu dewasa, proses menyambung ayat dapat menguatkan bacaan, mengulang-ulang bacaan, menghafal secara perlahan-lahan dan motivasi yang kuat. Metode Sangkar Kata sejalan dengan kaidah-kaidah menghafal Al Quran.

Baca juga:  STAD Tingkatkan Kecakapan Sosial Siswa

Langkah-langkah metode sangkar kata meliputi: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi potongan kata bacaan ṣalat, dapat ditambahkan gambar kartun agar lebih menarik. 2) Siswa diminta berdiri berjejer membentuk lingkaran besar dan guru berada di tengah lingkaran. 3) Guru membagikan kartu kepada seluruh siswa secara berurutan. 4) Tiap siswa membacakan kata yang tertulis pada kartu. 5) Siswa yang mendapat kata pertama diminta untuk memulai membacakan dan berlanjut terus berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya. 6) Siswa memperhatikan seluruh kata yang dibaca untuk membantu mengingat hafalan mereka. 7) Guru mengulang permainan beberapa kali sampai tampak lancar hafalan siswa. 8) Guru meminta siswa mengembalikan kartu dan mengulang permainan tanpa media kartu. 9) Bersama-sama dengan siswa guru membuat kesimpulan dan mengevaluasi hafalan bacaan ṣalat siswa secara individu.

Baca juga:  Rangku Alu Tingkatkan Aktifitas Senam Ritmik Peserta Didik

Terbukti pembelajaran dengan Metode Sangkar Kata pada Mapel PAI BP di SD Pekauman 1 Kota Tegal kelas II semester II Tahun Pelajaran 2018/ 2019 pada KD Memahami dan mempraktikkan ṣalat dengan tata cara dan bacaan yang benar, ketuntasan belajar siswa menjadi meningkat. Dari hasil evaluasi, kemampuan hafalan siswa yang semula hanya 24 % meningkat menjadi 88 %. Diharapkan setelah hafal bacaan ṣalat, siswa dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yakni dengan melaksanakan ṣalat sesuai dengan syariat Islam.

Nur Fatirotul Khofifah, S.Pd.I
Guru Mapel PAI SDN Pekaumanan 1 Kota Tegal