Bahasa Inggris merupakan bahasa yang tidak digunakan dalam keseharian, sehingga siswa sedikit kesulitan dalam memahami mata pelajaran Bahasa Inggris terutama vocabulary. Menurut Hakim (2013) Vocabulary adalah perbendaharaan atau kumpulan kata. Vocabulary merupakan kosakata bahasa inggris yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan kalimat. Vocabulary termasuk materi dasar yang harus dipelajari oleh siswa. Siswa SMP Negeri 1 Ngadirojo cenderung pasif dalam pembelajaran bahasa inggris. Ketidakaktifan siswa disebabkan karena kebosanan dalam kegiatan belajar serta kurangnya inisiatif siswa. Sehingga diperlukan metode pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan efektif.
SMP Negeri 1 Ngadirojo merupakan sekolah bergelar adiwiyata tingkat Nasional pada tahun 2018. Penghargaan tersebut didapatkan karena dapat mengaplikasikan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dan memanfaatkannya dengan baik. Dalam rangka mendukung SMP Negeri 1 Ngadirojo sebagai sekolah adiwiyata mandiri, maka salah satu implementasinya adalah meningkatkan pembelajaran bahasa inggris menggunakan barang bekas sebagai pengaplikasian 3R.
Barang bekas yang digunakan adalah kardus sebagai media pengenalan vocabulary, selanjutnya disebut Vo-Card. Alasan mendasar pemilihan kardus bekas karena masih bisa dimanfaatkan, mudah dikreasikan, banyak ditemukan dan menghemat anggaran, sehingga tidak membebankan siswa serta proses KBM menjadi lebih menarik. Ada beberapa macam kreasi yang dapat di coba.
Yang pertama berupa kartu yang berisi berbagai macam kosakata. Setiap siswa menuliskan kata (vocabulary) diatas kardus bekas kemudian dihiasi sesuai kreatifitas siswa dengan tujuan agar lebih menarik. Kartu ini akan lebih efektif digunakan dalam memahami kosakata yang sulit untuk diingat.
Selanjutnya kardus bekas dapat dibuat menyerupai amplop atau bentuk bidang lain yang nanti bisa digunakan untuk menyembunyikan kata. Diharapkan siswa dapat menebak dan merangkai kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Pembelajaran dengan metode ini dapat mengasah kemampuan berpikir cepat dalam membuat kalimat yang sesuai dengan tata bahasa dan selanjutnya berkembang menjadi percakapan.
Yang tidak kalah menarik adalah media pembelajaran berbentuk pop up 3D dengan memanfaatkan kardus. Kardus dikreasikan menjadi beragam bentuk visual 3D seperti tumbuhan, binatang, kata benda, atau kata kerja. Pop up tersebut dirancang sebagai media pengenalan sinonim, antonim atau tenses. Antusiasme siswa akan terlihat ketika mereka membuka pop up berbentuk tangan dan menemukan vocab baru . Dengan metode ini diharapkan pembelajaran akan lebih menarik dan menambah kosakata siswa.
Kardus yang sudah tidak layak pakai dapat digunakan sebagi media pembelajaran. Langkah pertama yang dilakukan adalah melumatkan sisa kardus menggunakan air. Setelah kardus hancur, masukkan bubur kardus kedalam kain selanjutnya diperas. Siapkan campuran tepung tapioka dengan air secukupnya hingga terbentuk adonan lem. Campurkan bubur kardus dengan adonan lem sambil diremas agar merata, selanjutnya bentuk sesuai kreatifitas dan gunakan sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris.
Proses KBM di SMP Negeri 1 Ngadirojo lebih mengasyikkan dan diingat siswa. apabila guru dapat kreatif mengeksplorasi alat peraga sebagai media pembelajaran. Menyisipkan permainan edukasi dalam proses KBM dirasa lebih efektif memahami vocabulary. Siswa wajib aktif berdiskusi, mengingat, membuat dan mencari kata-kata yang hilang. Siswa dituntut untuk dapat merangkai kata dan dilanjutkan kalimat percakapan sederhana serta diharapkan lebih interaktif mencari sinonim kosakata lain. Implementasi tersebut bisa meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari kosakata dan meningkatkan kreatifitas siswa dalam membuat Vo-Card.
Sri Tursilo Hadiningsih, S.Pd
Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ngadirojo