Bahasa dan sastra Jepang menjadi salah satu mata pelajaran di jenjang sekolah memengah atas, termasuk di SMA Negeri 1 Temanggung. Mata pelajaran ini menjadi salah satu mata pelajaran yang benar-benar baru bagi siswa kelas X. Namun demikian tidak semua siswa merasa asing dengan bahasa Jepang, beberapa siswa biasanya ada yang sudah mengenal beberapa kosakata bahasa Jepang dari Anime maupun dari komik dan lagu. Siswa yang mempunyai minat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Jepang ketika mendapatkan pelajaran bahasa Jepang akan lebih mudah memahami materi, berbeda dengan yang belum mengenal bahasa Jepang sama sekali.
Ketika siswa belajar bahasa Jepang di sekolah, materi yang diberikan tidak hanya berupa tata bahasa saja, siswa juga diharuskan bisa membaca huruf Jepang. Huruf Jepang terdiri dari tiga macam, yaitu kanji, hiragana dan katakana. Pada level sekolah menengah huruf kanji yang diajarkan hanya sedikit saja dari beberapa jenis kanji dasar. Sedangkan hiragana dan katakana wajib dihafalkan oleh siswa kelas X, XI, dan XII. Selain kesulitan menghafal huruf, kesulitan yang dialami siswa dalam belajar bahasa adalah menghafalkan kosakata dan menerapkannya dalam pola kalimat.
Kata kerja dalam bahasa Jepang terbagi menjadi tiga golongan yaitu golongan 1, 2 dan 3. Kata kerja tersebut dapat mengalami perubahan dalam berbagai versi kalimat. Tiap golongan mempunyai aturan perubahan yang berbeda untuk satu jenis perubahan. Hal ini membuat siswa merasa kesulitan ketika harus menghafalkan aturan perubahan dari ketiga golongan kata kerja tersebut. Setidaknya ada empat macam perubahan bentuk kata kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perubahan dari bentuk “kamus” ke dalam bentuk “masu”, bentuk “te”, bentuk “ta” dan bentuk “nai”.
Tidak semua siswa mampu menghafal dan mengingat dalam waktu yang sama cepatnya. Metode pembelajaran yang menarik akan membuat siswa lebih mudah untuk menangkap dan mengingat materi yang diajarkan. Salah satunya adalah menggunakan lagu. Manfaat lagu yang berkaitan dengan pembelajaran menurut Bonnie dan John (dalam Dita 2014 : 13) yaitu
(1) membantu peserta didik untuk mendengarkan, mengingat, menghafalkan mengintegrasikan dan menghasilkan suara bahasa,
(2) meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik termasuk perbendaharaan kata, kemampuan berekspresi, dan kelancaran komunikasi,
(3) menyediakan cara berkomunikasi verbal sebagai jembatan penghantar yang membantu peserta didik mengembangkan kosakata serta mempelajari cara-cara baru untuk mengekspresikan diri.
Aturan perubahan kata kerja bisa dijadikan lirik sebuah lagu dengan memakai melodi lagu yang sudah popular di kalangan siswa. Selain untuk menghafalkan perubahan kata kerja, lagu juga bisa digunakan untuk mengingat kosakata pada materi tertentu. Misalnya pada materi “waktu” , tanggal, hari dan jam dapat digunakan untuk lirik lagu. Kita dapat memilih melodi lagu anak Indonesia maupun luar negeri yang popular agar mudah diingat. Ini terbukti membantu ingatan mereka tentang materi tersebut. Banyak penelitian yang telah menggunakan musik untuk meningkatkan daya ingat siswa.
Martin Gardiner dalam Fauzi (2008: 8) menyatakan bahwa seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Selain itu musik dapat membuat kondisi emosi lebih rileks, mungkin hal ini pula yang membuat siswa lebih mudah menerima dan mengingat materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Jadi marilah bernyanyi agar apa yang kita pelajari menjadi lebih mudah kita ingat.
Dwi Setiyanira Cahyaningtias, S.Pd
Guru Bahasa Jepang SMA N 1 Temanggung