Suatu pembelajaran akan bermakna jika para siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan kelas. Begitu juga untuk pembelajaran matematika yang masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar akan menjadikan interaksi yang tinggi antara siswa dengan guru dan antar siswa itu sendiri. Jika mereka bisa berinteraksi dengan baik dalam pemebelajaran matematika maka diharapkan bisa mengubah anggapan yang semula menganggap matematika itu sulit menjadi menyenangkan.
Keaktifan siswa yang kurang bisa mengakibatkan hasil belajar yang rendah. Begitu juga yang dialami siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Baturetno dalam mempelajari materi integral. Oleh karena itu perlu adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran make a match (berpasangan).
Make a match merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana aktif dan menyenangkan. Model pembelajaran ini akan mendorong siswa untuk ikut aktif serta terlibat dalam kegiatan di kelas. Menurut Tarmizi dalam Novia (2015:12) menyatakan bahwa model pembelajaran make a match artinya siswa mencari pasangan, setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Sedangkan menurut Anita Lie (2008:56) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe make a match atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain.
Dari pengertian para ahli di atas, siswa dituntut untuk berfikir sekaligus melakukan proses interaksi dengan teman satu kelasnya. Mereka harus aktif untuk bisa mendapatkan pasangannya dengan tepat. Dalam suasana yang menyenangkan, mereka berkompetisi mencari pasangan dari kartu yang sedang dibawanya dengan waktu yang cepat. Dengan demikian model pembelajaran tersebut dapat membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran.
Penerapan model make a match pada materi integral adalah sebagai berikut: (1) guru menyiapkan kartu yang berisikan soal integral dan kartu yang berisikan jawabannya; (2) setiap siswa mendapatkan sebuah kartu (soal atau jawaban); (3) siswa yang sudah mendapatkan kartu segera memikirkan jawaban /soal dari kartu yang didapatkanya; (4) setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang dimilikinya; (5) siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu akan diberi poin; (6) jika siswa tidak bisa mencocokkan kartu yang tepat atau tidak menenmukan kartu yang cocok sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka siswa bersangkutan akan mendapatkan hukuman berdasarkan kesepakatan bersama; (7) setelah menyelesaikan satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendaptkan kartu yang berbeda dari sebelumnya; (8) guru bersama siswa membuat kesimpulan.
Proses pembelajaran sangat memerlukan keaktifan siswa, tanpa adanya keaktifan siswa maka pembelajaran akan membosankan. Untuk itu diperlukan cara agar siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan model pembelajaran yang telah penulis uraikan di atas diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
Model pembelajaran make a match merupakan pembelajaran aktif yang dapat menghilangkan kejenuhan dan dapat memotivasi belajar siswa, sehingga sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Harapannya, dengan pembelajarn yang menyenangkan akan dapat meningkatkan hasil belajar.
Eka Nurfitriana, S.Pd
Guru Matematika SMAN 1 Baturetno