TPS Tingkatkan Prestasi Matematika

Siti Emy Fatchiyah, S.Pd. Guru SMP Negeri 1 Godong, Grobogan
Siti Emy Fatchiyah, S.Pd. Guru SMP Negeri 1 Godong, Grobogan

Kehidupan bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Jika kualitas pendidikan rendah, maka akan berakibat pada rendahnya kualitas kehidupan bangsa. Agar kualitas kehidupan bisa menjadi lebih baik adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang rendah dapat disebabkan karena banyak faktor. Faktor- faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kualitas pendidikan yang baik menjadi persoalan bagi bidang pendidikan. Setelah mengetahui persoalannya, maka perlu dipikirkan bagaimana penyelesaiannya agar kualitas pendidikan bisa menjadi lebih baik.

Salah satu persoalan yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan adalah rendahnya mutu proses pembelajaran. Pendidikan di Indonesia , khususnya di SMP Negeri 1 Godong mata pelajaran matematika kelas VIII pada materi lingkaran cenderung sangat teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan dimana siswa berada. Akibatnya peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah guna memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini guru lebih banyak menggunakan model konvensional yang monoton.
Dalam hal ini, siswa perlu mengerti makna belajar, apa manfaatnya , dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Masalah inilah yang perlu untuk diperbaiki. Perbaikan proses pembelajaran yang selama ini telah berlangsung adalah dengan mengubah metode mengajar yang konvensional dengan model-model pembelajaran inovatif dan kreatif.

Baca juga:  Asmaul Husna Vs Kecerdasan Emosional Peserta Didik

Penerapan pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share (TPS) didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.

Prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share (TPS) dapat memberikan banyak waktu bagi siswa lainnya untuk berpikir, merespon, dan saling membantu. Disertai tahapan yang dimulai dari Berpikir (Thinking); Pada tahap berpikir (thinking), guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang berhubungan dengan pelajaran kepada siswa. Setelah itu, guru dapat meminta mereka untuk memberikan jawabannya selama beberapa menit, kemudian Berpasangan (Pairing); Pada tahap pairing, guru meminta para siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan sesuatu yang telah mereka peroleh.

iklan
Baca juga:  Media Massa Tingkatkan Prestasi Belajar PPKn

Interaksi selama waktu yang disediakan dapat memudahkan mereka untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan sekaligus menyatukan gagasan dengan pasangan masing-masing. Dan diakhiri Berbagi (Sharing); Pada langkah sharing, guru meminta pasangan untuk berbagi gagasan dengan pasangan lainnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara berkeliling di dalam ruang kelas.

Keunggulan metode ini adalah optimalisasi partisipasi siswa”. Pembelajaran kooperatif model Think-Pair –Share (TPS) mudah untuk diterapkan guru di dalam kelas. Secara singkat langkah-langkah pelaksanaannya yaitu setelah guru menyampaikan materi, ia dapat memberikan satu kasus atau persoalan kepada siswa. Dengan satu kasus tersebut , pertama kali siswa harus berpikir (think) sendiri untuk mengatasi masalah yang diberikan, baru setelah itu siswa diminta berpasang-pasangan (pair) dengan teman sebangkunya untuk saling mengutarakan pendapatnya. Setelah mereka saling berinteraksi menyatukan ide, setiap kelompok harus berbagi (share) dengan teman sekelasnya tentang hasil kerja kelompok mereka.

Baca juga:  Model PjBL Lejitkan Kemampuan Siswa SMK

Pada akhirnya, peningkatan prestasi belajar matematika di SMP Negeri 1 Godong pada materi lingkaran melalui model pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share ini terlihat dari hal-hal sebagai berikut : (1) memberikan sumbangan/kontribusi positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, (2) membuat siswa termotivasi sehingga mereka terlibat aktif dan sangat antusias dalam pembelajaran matematika, (3) dapat menjembatani kesenjangan kemampuan antar siswa, dan (4) juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam menciptakan suasana belajar di kelas lebih kondusif.

Siti Emy Fatchiyah, S.Pd.
Guru SMP Negeri 1 Godong, Grobogan

iklan