Penguatan Pendidikan Karakter Anak Tunarungu dengan “Warjur”

Tri Endah Kurniyati,S.Pd Guru SLB Negeri Karanganyar
Tri Endah Kurniyati,S.Pd Guru SLB Negeri Karanganyar

Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang ada di dalamnya terdapat tindakan yang mendidik di peruntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan individu secara terus menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik. Nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Penguatan pendidikan karakter (PPK) merupakan program pendidikan agar di ketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan yang akhir akhir ini mulai di galakkan di sekolah-sekolah. Begitu juga Penguatan pendidikan karakter (PPK) di terapkan pada anak tunarungu di SLB Negeri Karanganyar. Pendidikan karakter bertujuan untuk memperkuat karakter siswa melalui olah hati (etik & spritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerisasi) dan olah raga (kinestetik) sesuai dengan falsafah pancasila.

Baca juga:  Peran Orang Tua dalam Sukses USBN

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami keterbatasan dalam pendengaran dan komunikasinya. Hallahan & Kauffman (1991:266) dan hardman,et al(1990:276) mengemukakan bahwa orang yang tuli ( a deaf person) adalah orang yang yang mengalami ketidakmampuan mendengar, sehingga mengalami hambatan dalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dan atau tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aid). Sedangkan orang yang kurang dengar (a hard of learning person) adalah seseorang yang biasanya menggunakan alat bantu dengar., sisa pendengaran cukup memungkinkan untuk keberhasilan memproses informasi bahasa, artinya apabila orang yang kurang dengar tersebut menggunakan hearing aid, Ia masih dapat menangkap pembicaraan melalui pendengarannya (Tati Hernawati,2007).

Anak Tunarungu mengalami kesulitan dalam menerima informasi sehingga menghambat dalam penerapan pendidikan karakter salah satunya nilai kejujuran. Kejujuran sangatlah diperlukan dalam kehidupan baik di sekolah, di rumah, di masyarakat maupun di mana saja, tetapi pada sekarang ini nilai kejujuran sedikit demi sedikit mulai pudar atau mulai terabaikan dengan seiring kemajuan tehnologi yang semakin canggih pada zaman milenial ini. Anak anak mulai meremehkan dan mengabaikan nilai kejujuran di kehidupan sehari hari. Maka dari itu di SLB Negeri Karanganyar mulai menerapkan pendidikan karakter itu dengan memulai penerapan kejujuran di warung jujur (warjur).

Baca juga:  Mudahnya Belajar Inggris di Zaman Now

Warung jujur atau “warjur” ini dibuat dan pengelolaannya di percayakan pada anak. Di warung jujur ini anak berlatih untuk bersikap jujur dengan mengambil makanan dan membayar sesuai harganya. Mereka bebas memilih dan membayar makanan yang di ambilnya sendiri dan apabila anak membayar dengan uang besar maka pengambilan kembalian juga di serahkan pada anak. Dengan warung jujur atau “warjur” ini bisa mempengaruhi olah hati (etik & religius) anak Tunarungu sehingga secara tidak langsung tertanam dalam hatinya sikap dan perilaku jujur dan apa adanya yang langsung teraplikasi dalam tindakan atau perilaku sehari hari. Anak Tunarungu bisa lebih mudah memahami dengan pembelajaran secara langsung dalam bentuk aktivitas kehidupan nyata. Dengan warung jujur atau “warjur” ini juga memudahkan dalam penanaman religius bahwa perbuatan jujur itu di ajarkan dalam agama dan apabila melanggarnya akan berdosa. Dan hal ini berpengaruh besar dalam pembentukan atau penguatan pendidikan karakter pada anak Tunarungu.

iklan
Baca juga:  CTL Tingkatkan Keterampilan Menulis Teks Negosiasi

Dengan demikian Penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan warung jujur atau “warjur” dapat mempengaruhi atau menanamkan dalam penguatan pendidikan karakter terutama nilai kejujuran pada anak Tunarungu di SLB Negeri Karanganyar.

Tri Endah Kurniyati,S.Pd
Guru SLB Negeri Karanganyar

iklan