Pendidikan untuk anak dengan berkebutuhan khusus membutuhkan suatu pola layanan tersendiri khususnya bagi anak tunagrahita sesuai dengan tingkat kemampuan intelektualnya di bawah rerata. Kelainan khusus terhadap fisik atau mental pada anak tuna grahita menghendaki layanan pendidikan khusus sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 Ayat 1 menyebutkan bahwa : Pendidikan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, soaial dan / atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan khusus, maka peran lembaga pendidikan atau sekolah sangat penting.
Dalam pembelajarannya, anak tunagrahita mengalami berbagai hambatan. Dari berbagai hambatan yang dialami anak tunagrahita salah satunya adalah hambatan membaca sesuai dengan pendapat Astati (2001:10 – 11) “Kesulitan belajar umumnya tampak dalam bidang pelajaran yang sifatnya akademis dan mengandung hal – hal yang bersifat abstrak.” Salah satunya usaha guru untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan prestasi belajar membaca anak tunagrahita adalah media pembelajaran alternatif yang dapat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran di kelas. Anjuran agar menggunakan media dalam pembelajaran terkadang sulit dilaksanakan, disebabkan dana yang terbatas untuk membelinya. Menyadari hal itu, disarankan agar tidak memaksakan diri untuk membelinya, tetapi cukup membuat media pembelajaran yang sederhana selama menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran tidak mesti dilihat dari kemahalan suatu media, yang sederhana juga bisa mencapainya, asalkan guru pandai menggunakannya serta mampu memanipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran kartu atau flashcard merupakan salah satu media pembelajaran visual yang sederhana untuk mempermudah cara belajar siswa, media ini dibuat dengan biaya yang relatif murah, mudah dipahami dan dimengerti, namun sangat diperlukan sebagai alat bantu yang dapat merangsang motivasi belajar dalam membaca permulaan. Hal ini sesuai dengan kelebihan penggunaan media pembelajaran kartu menurut Arief S. Sadiman, dkk (2006:29), antara lain “sifatnya konkrit, gambar lebih realitas menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, tetapi gambar dapat selalu dibawa kemana – mana”. Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001 : 29), “media pembelajaran kartu sebagai media visual yang mempunyai kelebihan antara lain : dapat memperjelas suatu masalah, lebih realitas dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.”
Berdasarkan hasil prestasi belajar membaca permulaan sebelum dilakukan tindakan diperoleh nilai rata – rata sebesar 44, sedangkan setelah dlakukan tindakan kelas dengan menggunakan media pembelajaran kartu atau flashcard diperoleh nilai rata – rata siswa sebesar 52 pada siklus I, pada siklus II diperoleh rata – rata nilai siswa sebesar64, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : penggunaan media pembelajaran kartu kata atau flashcard dengan nyata efektif dapat meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan siswa tunagrahita kelas I semester I SLB – C1 YSSD Surakarta Tahun ajaran 2017/ 2018. Namun dalam pelaksanaan tentunya ada hambatan atau gangguan di kelas. Dalam hal ini peneliti atau guru kelas mencari strategi pembelajaran untuk memperkecil munculnya gangguan sekaligus mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efesien, yaitu : 1) Suasana hangat dan antusias diperlukan dalam kegiatan pembelajaran artinya guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya, 2) Penggunaan kata – kata, tindakan, cara kerja yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi munculnya tingkah laku yang menyimpang, 3) Penggunaan media pembelajaran kartu kata atau flashcard yang menarik perhatian, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa akan mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian anak didik, 4) Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajar dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta dapat menciptakan iklim belajar yang efektif.
Dalam rangka untuk meningkatkan untuk meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa, maka penulis menyampaikan saran – saran sebagai berikut :
Kepada siswa perlu diberi pemahaman bahwa media pembelajaran kartu yang digunakan oleh guru merupakan benda contoh yang dapat dilihat sehari – hari, menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal – hal yang negatif sehingga menganggu jalannya proses pembelajaran di kelas. Tanamkan disiplin diri pada siswa sehingga akan tercipta suasana kelas yang kondusif dan efektif untuk belajar.
Mahmudah Hardiyanti, S.Pd
Guru SLB C1 YSSD Surakarta