Matematika adalah pelajaran pokok yang pasti ada di setiap jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Pelajaran ini erat kaitannya dengan angka dan berhitung. Matematika kerap menjadi pelajaran yang tidak disukai bahkan cenderung dihindari oleh banyak siswa. Mengapa demikian? Sebagian siswa berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Mereka sering mengalami kesulitan memahami rumus-rumus matematika dan akhirnya mereka tidak menyukai pelajaran ini. Padahal, hal itu dapat diatasi dengan cara belajar yang berbeda. Agar anak – anak senang dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak bosan, ada trik dan tips yang akan digunakan antara lain: belajar di alam terbuka, belajar menggunakan alat peraga, belajar dengan jari tangan, memberikan reward ke anak, dan masih banyak lagi. Salah satu metode yang di tawarkan disini adalah adalah metode pembelajaran Reciprocal Teaching.
Reciprocal Teaching adalah metode pembelajaran kooperatif dengan model diskusi dan memberikan kesempatan proses berfikir siswa dengan saling bertukar pengalaman belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa reciprocal teaching adalah suatu prosedur pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi pemahaman mandiri yang berbentuk diskusi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang memberikan kesempatan berfikir dan saling bertukar pengalaman belajar yang berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa dalam memahami bacaan. Model Reciprocal Teaching menempatkan siswa (peserta didik) sebagai subyek belajar yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang berbeda-beda. Menurut Cole (1990) pada model Reciprocal Teaching, siswa diajarkan empat srategi pemahaman mandiri yaitu merangkum(summarizing), mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya(question generating), mengklarisifikasi atau menjelaskan(clarfying) serta memprediksi bahan ajar(predicting). Untuk melaksanakan strategi ini, guru dan siswa membaca bahan ajar tertentu yang ditugaskan dalam kelompok-kelompok kecil dan guru mendemonstrasikan empat keterampilan, merangkum bacaan tersebut, mengajukan satu atau dua pertanyaan, menjelaskan atau mengklarifikasi point-point sulit dan memperkirakan apa yang terdapat pada tulisan berikutnya.
Selanjutnya selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa mengambil giliran melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok tersebut. Sementara guru memberikan dukungan, umpan balik, rangsangan ketika siswa mempelajari keempat strategi pemahaaman mandiri tersebut dan membantu mereka saling mengajar satu sama lain. Dapat dikatakan guru bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa.
Metode belajar ini sangat efektif digunakan untuk siswa karena bisa memberikan kemandirian kepada siswa, dapat juga melatih siswa untuk belajar lebih berani mengungkapkan pendapatanya di depan umum, disamping itu siswa akan lebih memperhatikan yang disampaikan oleh guru karena dapat menghayati pelajaran sendiri,selain itu dapat menumbuhkan sifat menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru saat mengadakan pembelajaran pada saat siswa ramai atau tidak memperhatikan pelajaran, dan juga akan memupuk kerjasama antarsiswa.
Nurul Hidayah, S.Pd
Guru MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak