Keterampilan menulis merupakan kemampuan berkomunikasi verbal dengan melibatkan unsur-unsur; penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Ketika seseorang berkreativitas menuangkan ide-idenya secara tertulis, maka aspek kognitifnya sedang bekerja yang memungkinkan semua gagasan, informasi, fakta yang terekam dijalin menjadi suatu hasil yang bermakna dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa tahapan yaitu pramenulis, pengedrafan, perbaikan, pengeditan, dan pemublikasian atau curah pendapat ( Burn, 1996:386). Munurut Dagher yang dikutip Farid (1976:1) menulis merupakan proses berpikir. Sebagai suatu proses berpikir, kegiatan menulis merupakan kegiatan memunculkan dan memfokuskan pada ide-ide tertentu yang relevan dan terkait untuk dituangkan dalam bentuk teks tertulis yang kohesif dan koheren.
Namun, berdasarkan kondisi siswa yang kurang optimal jika diberi tugas menulis, siswa kurang fokus dan kesulitan dalam pembelajaran materi menulis laporan sehingga hasil belajar dalam menulis laporan kurang memuaskan dan siswa tidak mampu melampaui KKM. Di dalam KD 4.1 Menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar. Silabus KTSP bahasa Indonesia SMP kelas VIII. Siswa masih kesulitan menulis laporan. siswa SMP Muhammadiyah 4 Kranggan Temanggung kurang memiliki kompetensi yang memadai dalam menulis laporan peristiwa .Kemampuan peserta didik tergolong rendah dalam menulis. Metode pembelajaran kurang menarik. Penulis kemudian melakukan perubahan dalam pendekatan maupun media pembelajaran. Pendekatan yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan media foto/gambar peristiwa agar siswa tumbuh imajinasinya, memberi rangsangan awal dengan membuat pertanyaan lalu mengembangkan menjadi paragraf laporan.
Media visual ( Daryanto, 1993:27 ) , adalah semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca indra mata. Media visual ( image atau perumpamaan ) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
Peranan media visual sangat penting bagi guru dan siswa. Dengan media visual siswa dapat menerima materi dengan sepenuh hati sehingga rumusan tujuan dalam pembelajaran akan mudah tercapai. Guru berperan untuk merangsang siswa agar bisa mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalamannya dalam bentuk laporan peristiwa. Untuk mengembangkan gambar peristiwa menjadi paragraf, dapat diawali dengan menyusun beberapa pertanyaan berdasarkan gambar/foto peristiwa tersebut. Pertanyaan yang disusun paling tidak meliputi unsur pokok peristiwa yang meliputi (1) Apa, (2) Dimana, (3) Kapan, (4) Siapa, (5) Mengapa, (6) Bagaimana. (ADiKSiMBa).
Media visual mempunyai beberapa manfaat yaitu (1) Bersifat konkrit lebih realistis, sehingga lebih memudahkan dalam pengaplikasiannya. (2) Mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan. (3) Penggunaan media visual yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (4) lebih efektif dan efisien dibandingkan media verbal lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif dan tidak membosankan bagi peserta didik.
Penggunaan media visual dirasa sangat sesuai untuk meningkatkan keterampilan menulis. Media visual sangat membantu dalam mengatasi kesulitan menulis laporan dalam pembelajaran karena dapat membantu siswa untuk menumbuhkan imajinasi dan memancing daya pikir anak untuk mengembangkan kemampuan menulis materi Bahasa Indonesia khususnya di kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kranggan. Dengan melalui media visual siswa lebih bergairah dalam belajar , pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak menjenuhkan, siswa lebih termotivasi dan mampu mengomunikasikan ide-ide cerita dalam bentuk tulisan. (*)
Dra Sakdiyah
Guru Bahasa Indonesia
SMP Muhammadiyah 4 Kranggan, Temanggung