Kemajuan peradaban manusia didukung oleh ilmu matematika. Oleh karena itu pembelajaran matematika sangat diperlukan bagi peserta didik. Matematika dipelajari, dikembangkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari matematika seesorang terbiasa berfikir sistematis, ilmiah, menggunakan logika, kritis serta dapat meningkatkan daya kreativitasnya. Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat tak terkecuali siswa sekolah sebagai generasi penerus.
Pembelajaran matematika yang menarik dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pembelajaran yang menarik dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran matematika yang tepat akan dapat meningkatkan nilai pengetahuan maupun nilai keterampilan siswa. Selama ini anak cenderung matematika hanya pembelajaran menghitung saja, tetapi pada kompetensi dasar 4.1 Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model konkret ini guru dapat mengajak anak membuat keterampilan sesuai dengan materi pembelajaran. Pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Purwantoro ini, guru berupaya menggunakan alat peraga pembelajaran buatan anak sendiri sehingga selain dapat meningkatkan pengetahuan anak juga dapat meningkatkan keterampilan yang mereka miliki.
Menurut Erwin Widiasworo ( 2017:184) langkah-langkah pembelajaran project based learning (PBL) adalah (1) Penentuan pertanyaan dasar. Pembelajaran dimulai dengan menyajikan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realita kehidupan nyata dan dimulai dengan sebuah penyelidikan mendalam. (2) Mendesain perencanaan proyek. Perencanaan proyek ini guru dan peserta didik bersama-sama membuat desain proyek dengan saling berdiskusi. Pembelajaran ini membuat peserta didik merasa bahwa proyek yang akan dijalankan adalah proyek mereka. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu menyelesaikan proyek. (3) Menyusun jadwal. Seperti dalam hal menyusun rencana proyek, penyusunan jadwal dilakukan secara bersama-sama dengan peserta didik. Tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat time line untuk menyelesaikan proyek, membuat deadline penyelesaian proyek, membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan meminta peserta didik untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara. (4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek. Guru harus selalu mengawasi dan membimbing seluruh aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. (5) Menguji hasil untuk mengukur ketercapaian kompetensi. Kegiatan ini dilakukan dengan kegiatan penilaian. Penilaian berperan dalam mengevaluasi kemajuan peserta didik dan juga memberikan umpan balik tentang tingkat pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep materi pelajaran. (6) Mengevaluasi pengalaman. Kegiatan ini dilakukan guru dan peserta didik terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama penyelesaian proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan jawaban atas permasalahan yang disajikan pada awal tahap pembelajaran.
Hasil pembelajaran dengan model pembelajaran PBL materi pecahan senilai pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Purwantoro menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar pengetahuan (KI 3) dan prestasi belajar keterampilan (KI 4) dengan melihat hasil nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dari hasil tes belajar.
Mariana, S.Pd.SD
Guru SDN 2 Purwantoro