Mind Mapping, Pembelajaran IPA Jadi Mudah

Tingkas Harjanti, S.Pd Guru SDN I Bojonegoro, Kedu Temanggung
Tingkas Harjanti, S.Pd Guru SDN I Bojonegoro, Kedu Temanggung

Kemampuan berpikir otak peserta didik tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya perbedaan kemampuan tersebut, daya tangkap yang diterima dari sesuatu hal juga tidak berbarengan. Dari penelitian banyak ahli bahwa kebanyakan peserta didik saat berpikir mempunyai waktu konsentrasi kurang lebih 20 menit, selebihnya dari itu otak sudah lelah dan tidak mengingat apa yang didengarnya.

Begitu pula dengan daya ingat. Daya ingat peserta didik mampu mengingat secara jangka pendek dan jangka panjang. Kemampuan jangka pendek ini tidak bertahan lama di otak. Sedangkan kemampuan jangka panjang akan mampu bertahan dalam waktu yang relative lama. Untuk mendapatkan kemampuan otak mengingat jangka panjang, peserta didik diharuskan mendapatkan pembelajaran yang menciptakan pengalaman yang berkesan di dalam hatinya. Dengan pembelajaran yang berkesan peserta didik akan mudah mengingat dan menyimpannya di dalam otak yang terdalam.

Baca juga:  Stem Education Tingkatkan Literasi Sains

Seperti halnya saat anak belajar IPA yang mempunyai materi banyak dan komplek. Peserta didik akan kesulitan jika hanya diminta membaca dan menghafal materi. Hal itu juga terjadi pada peserta didik kelas VI di SDN I Bojonegoro. Diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi bagian organ tubuh manusia dan penyakitnya, masih rendah. Hal ini dikarenakan banyaknya materi yang dipelajari dan adanya kata-kata asing yang sulit dihafal. Guru sebelumnya hanya menjelaskan organ tubuh manusia beserta bagian-bagiannya juga penyakit yang menyertainya. Untuk mengatasi itu semua, perlu langkah-langkah yang konkrit dengan menggunakan strategi tertentu. Salah satunya adalah mind mapping.

Menurut Aris Shoimin (2014:105) Mind mapping atau pemetaan pikiran adalah teknik pemanfaatan seluruh otak menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Mind mapping adalah salah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual karena memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Langkah awal memulai mind mapping ini, guru dan peserta didik membaca sekilas secara menyeluruh pada materi yang dipelajari, sehingga diketahui alur cakupannya. Langkah selanjutnya membuat kesepakatan tentang simbol dan warna.


Baca juga:  Pendekatan Holistic Tingkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris

Langkah mind mapping selanjutnya dengan membuat kata kunci yaitu organ tubuh manusia. Kata kunci, dibagi menjadi kelompok-kelompok bagian organ tubuh manusia, misal organ pencernakan. Dari masing-masing kelompok dicari sub kata, yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus buntu, usus besar, anus. Setelah sub kata didapat, kemudian dicari kata pendukungnya, yaitu penyakit di mulut (sariawan), di kerongkongan (esofagitis), lambung (maag, gastritis), usus buntu (apendisitis), usus besar (diare, konstipasi, ambeien).

Dari uraian di atas bahwa materi bagian organ tubuh manusia dan penyakitnya untuk dapat ditingkatkan pemahaman materi itu dengan mind mapping. Karena dengan strategi mind mapping, peserta didik ikut berperan serta dan aktif dalam pembelajaran IPA. Menggunakan mind mapping peserta didik akan cenderung lebih tertarik membuat dan membaca catatan yang mereka buat, simbol dan warna yang menarik akan memudahkan mengingatkan materi tersebut. Dengan menggunakan strategi mind mapping ini otak peserta didik lebih slow, merasa mudah, kreatif dan lebih maksimal lagi hasil belajarnya.

Baca juga:  Air Prabu Sulap P3SK, Mungkinkah ?

Tingkas Harjanti, S.Pd
Guru SDN I Bojonegoro, Kedu Temanggung