DFS Tingkatkan Kemampuan Memakai Baju Berkancing Bagi ATG

Anif Mustaqimah,SPd Guru SLB Muhammadiyah Cepu Blora
Anif Mustaqimah,SPd Guru SLB Muhammadiyah Cepu Blora

Pada Anak Tuna Grahita (ATG) dalam memenuhi kebutuhan dirinya sendiri kadang-kadang masih memerlukan bantuan orang lain. Permasalahan yang dihadapi ATG diantaranya sulit memahami hal-hal yang abstrak, miskin pengalaman, miskin konsentrasi, cepat lupa, kurang inisiatif dll. Bagi ATG masalah menolong diri sendiri memiliki peran yang sangat penting untuk mengantarkan mereka dalam melakukan kegiatan untuk diri sendiri. Dengan menolong diri sendiri diarahkan untuk dapat mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan kemampuan ATG dalam melakukan aktivitas hidupnya sehari-hari tanpa membebani orang lain. Mereka juga mempunyai hak yang sama dengan anak normal lainnya.. Salah satu kompetensi dalam Program Bina Diri bagi ATG adalah anak dapat memakai baju sendiri khususnya memakai baju berkancing. Pada program khusus Bina Diri untuk materi mengancingkan dan melepas baju berkancing pada anak tuna grahita mempunyai kesulitan tersendiri. Karena mereka merupakan anak yang secara nyata mengalami hambatan dan perkembangan mental di bawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan akademik, social ataupun komunikasinya.

Baca juga:  Ekstra BTA Dongkrak Nilai ( P A I ) dan Karakter Siswa

Terkadang orang tua memilih praktisnya saja ketika membelikan baju ATG, baju yang tinggal memasukkan bagian kepala dan tangan. Agar anak terlatih memakai baju berkancing yang biasanya terdapat pada baju sekolah yang dipakai , selanjutnya membiarkan anak belajar secara mandiri dan terlatih maka diperlukan alat peraga untuk melatihnya. Dengan kemampuan menolong diri sendiri diharapkan anak dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah kehidupan keluarga dan masyarakat juga bisa mengurus keperluannya sendiri, dapat memecahkan masalah sederhana.

Dressing Frame Sets atau disingkat DFS merupakan alat peraga berupa bingkai miniatur untuk mengancingkan baju guna melatih ketrampilan motorik halus,ketrampilan berpakaian dan ketrampilan aktivitas sehari-hari lainnya. Alat peraga tersebut bisa berupa fitur kancing kecil dan besar, resleting, kancing jepang dan lain-lain. DFS sebagai alat untuk latihan menarik resleting, mengenakan kancing baju, memasang dan mengenakan kancing baju,memasang dan mengenakan tali atau pita pada baju (E.Rochyadi, 2009) Tujuan dari penggunaan alat peraga DFS ini diantaranya dapat meningkatkan kemampuan motorik ATG dan mengasah kemampuan ATG dalam aktifitas hidup sehari-hari.

Baca juga:  ”Mind Mapping Tingkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia”

Aktifitas sehari-hari anak atau biasa disebut ADL (Activity Daily Living) terutama pada kegiatan rutinitas memerlukan ketrampilan sebagaimana anak-anak normal pun perlu dilatih kemampuan motoriknya, latihan yang terus menerus sehingga proses pembelajaran terbentuk melalui latihan.


Kemampuan siswa ATG pada kondisi awal memiliki ketrampilan memakai baju berkancing rendah. Perubahan perilaku belajar ATG yang diharapkan dalam pembelajaran Bina Diri untuk materi memakai baju berkancing, dari kurang terampil menjadi agak terampil karena sudah terlatih lebih dahulu. Pada awalnya ATG masih ada yang lama dalam menyelesaikan pekerjaannya dan ATG masih kesulitan melepaskan baju sendiri.

Dengan perencanaan pembelajaran dan alat peraga DFS yang sudah disiapkan siswa memperhatikan penjelasan penggunaan DFS oleh guru kemudian siswa memperagakan kembali seperti yang telah dicontohkan oleh guru. Diperagakan dari mengancingkan baju yang berkancing besar kemudian baru mengancingkan baju yang berkancing kecil. Dengan latihan yang berulang-ulang maka ATG akan terbentuk pembiasaan sehingga memudahkan ATG untuk melakukan hal yang sama terhadap pemakaian baju berkancing yang sesungguhnya. Oleh karena itu alat peraga DFS ( Dressing Frame Sets sangat bermanfaat bagi ATG dalam meningkatkan kemampuan motorik ATG pada ketrampilan memakai baju berkancing.

Baca juga:  Metode Demonstrasi Meningkatkan Penguasaan Pembelajaran IPA Materi Energi dan Perubahannya


Anif Mustaqimah,SPd
Guru SLB Muhammadiyah Cepu Blora