Perasaan takut pada anak usia dini akan mengakibatkan rasa minder pada anak dan anak tidak dapat menikmati waktunya untuk bersenang-senang dan bermain bersama teman. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka tidak menutup kemungkinan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang pendiam dan rendah diri atau low self-esteem. Menurut kak Seto, rasa takut dapat mengakibatkan rasa tak nyaman dan cenderung merusak diri sendiri bila tidak diatasi dengan tepat. (Dr.Seto Mulyadi,2006).
Asal mula rasa takut pada anak usia dini , Pertama pengalaman anak. Anak yang pernah mengalami pengalaman buruk maka anak tersebut akan menjadi takut atau trauma untuk mengulangi hal tersebut. Kedua mendengar cerita horor. Seorang anak yang pernah mendengar cerita horor tentang sebuah peristiwa yang menakutkan akan membekas dalam diri anak sehingga anak tidak mempunyai keberanian melakukan aktivitas sendiri. Ketiga mengetahui secara langsung kejadian horor. Seorang anak yang melihat tayangan televisi tentang film horor atau melihat korban kecelakaan akan meninggalkan rasa ketakutan pada anak tentang peristiwa itu. Keempat tertular rasa takut dari orang sekitar. Jika orang tua dari anak mengidap phobia dan anak mengetahui hal ini maka anak otomatis akan merasa takut dan cemas kepada hal-hal yang menjadikan orangtua phobia. Kelima pola asuh keluarga. Anak yang pembawaannya sensitive atau mudah terganggu akan merasa cemas saat ia berada jauh dari keluarganya.
Program yang dikembangkan di TK Negeri Pembina Slogohimo dalam mengatasi rasa takut pada anak usia dini melalui kegiatan parenting, Pertama mengajak orang tua wali murid untuk menumbuhkan sikap percaya pada anak bahwa Tuhan selalu bersama kita, mengenalkan “keberadaan” Tuhan melalui kegiatan beribadah. Kedua memberi penjelasan kepada orang tua tentang riel dan imajinasi, dengan tujuan memberikan pemahaman kepada anak tentang memilah peristiwa nyata dan khayalan. Ketiga mengajak orang tua untuk mendampingi anak dalam menghadapi masalah nyata. Mendampingi anak menghadapi ketakutannya tentunya dalam skala yang masih aman. Keempat memberikan keleluasaan mengekspresikan perasaan kepada anak .Memberikan pemahaman kepada orang tua untuk tidak mengkritik, membentak maupun meledek saat anak mengungkapkan perasaannya karena hal ini akan berdampak bagi perkembangan jiwa anak lebih baik memberikan solusi bagi anak yang mengalami masalah.
Kelima mengajak orang tau untuk menyiapkan benda-benda yang dapat mengurangi ketakutan anak. Jika ketakutan anak karena berada jauh dari orang tua bisa kita bantu dengan foto keluarga atau hadiah dari orang tua. Ketujuh memberi pengetahuan yang cukup. Mengajak orang tua untuk memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang ditakuti anak tetapi tetap mengutamakan keselamatan anak. Kedelapan mengajari anak untuk menarik nafas dalam-dalam jika anak merasa gugup. Saat anak merasa cemas dan gugup yakinkan pada anak bahwa dengan menarik nafas dalam-dalam akan mengurangi perasaan cemas dan gugup. Kesembilan orang tua hendaknya membantu anak untuk berpikir positif. Orang tua harus menanamkan sikap optimisme pada anak. Kesepuluh memberi reward pada anak. Memberi pujian pada anak saat ia mampu mengatasi rasa takutnya. Kesebelas jadilah contoh. Orang tua hendaknya menjadi contoh bagi anak untuk mengatasi rasa takut. Keduabelas selalu memperhatikan apa yang dilihat atau dibaca anak. Dampingi dan diskusikan dengan anak tentang apa yang dilihat maupun dibaca disini peran orang tua sekaligus sebagai filter pemahaman anak.
Selalu mendampingi dan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan buah hati kita, karena anak adalah investasi masa depan kita.
Ika Widyaningsih,S.Pd.AUD
Guru TK NEGERI PEMBINA SLOGOHIMO
KAB.WONOGIRI