Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pada usia 0-5 tahun otaknya berkembang dengan pesat, oleh karena itu anak usia dini diberi stimulus agar segenap kemampuannya daa berkembang secara optimal, termasuk membaca. Sebelum anak mampu membaca maka guru di sekolah dan orang tua dirumah hendaknya memabantu menumbuhkan minat baca anak usia dini.
Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh guru disekolah maupun orang tua dirmah adalah sebagai berikut :
Sediakan majalah bergambar dengan ukuran lebih besar daripada buku tulis. Ajak anak anak untuk membolak-balik majalah atau buku cerita. Biarkan anak membolak-balikkan buku cerita sendiri. Tanyakan pada anak untuk memilih satu buku cerita yang paling ia sukai atau yang paling menarik baginya. Ajak anak untuk mengamati gambar halaman demi halaman dan guru atau orang tua membacakan cerita dengan teknik suara yang tidak monoton berikan kesempatan kepada anak untuk membaca gambar, halaman demi halaman. Apapun jawaban anak tidak ada yang salah dan harus diberi reward. Riward bisa dengan kata-kata, misal : pinter, jempol, bisa dengan sikap dengan mengacungkan ibu jari atau memberi pelukan. Bisa juga dengan sikap dan ucapkan sekaligus lakukan kegiatan setiap hari, walaupun hanya sekali.
Menyediakan sudut baca untuk anak usia dini agar anak dekat dengan buku- buku, agar anak dekat dengan tulisan. Kalau di sekolah biasanya disediakan perpusakaan mini disudut baca di perpustakaan, mini selain buku – buku cerita sediakan pula majalah atau gambar yang bisa dieksplor anak. Dengan majalah atau gambar anak bisa mewarnai bisa menebalkan gambar dan tulisan bisa menghiasi gambar dengan tutulan- tutulan spidol warna-warni.
Sediakan pula kartu kata bergambar, bimbing anak untuk bermain kata bergambar, dan berikan kesempatan pada anak untuk membaca kartu kata, membaca gambar, memisahkan kartu kata dengan gambarnya dan menyatukan kembali. Untuk tahap awal dimulai dengan dua kartu kata bergambar, jika anak sudah mampu mengucapkan katadan memasangkan kembali dengan benar maka guru atau orang tua bisa menambahkan satu atau dua kata bergambar lagi. Hal ini bisa dilakukan berulang-ulang. Jangan lupa guru atau orang tua hendaknya memberikan reward.
Bagaimana halnya anak yang diam saja? Ini tugas guru atau orang tua untuk memotivasi anak, tetapi sebelum memotivasi cari dahulu penyebabnya mengapa anak tersebut diam saja tanyakan apakah dia sehat?, kalaua anak sedang sakit berikan penanganan pada anak tersebut sesuai sakitnya, kalau ternyata anak tidak sakit, tanayakan kegiatan pagi hari tadi sampai kegiaan ini dilaksanakan, nah mungkin anak mempunyai masalah dengan orang tuanya dirumah atau mungkin mempunyai permasalahan dengan temannya. Bantulah anak untuk mengatasi masalah kalau ternyata anak tidak sakit, tidak ada masalah baru anak dimotivasi. Kegiatan yang mengasyikan dan menyenangkan dengan tahapan yang lebih sulit yaitu bermain puzzel kata gambar. Pada kegiatan ini anak membaca kata sesuai gambarnya, membongkar, kemudian menyusun satu demi satu kepingan huruf gambar sehingga kembali menjadi bentuk semula.
Hiasi rumah atau ruang kelas dengan kartu kata bergambar warna-warni biarkan anak-anak membaca huruf dan mengejanya atau membaca gambarnya saja atau membaca tulisannya. Sediakan pula kartu kata tanpa gambar dengan stimulus- stimulus yang diberikan guru dan orang tua tanpa gambarpun anak tertarik dan senang untuk membaca kartu atau tulisan. Semoga tulisan ini bermanfaa untuk orang tua dirumah dan pendidik- pendidik anak usia dini.
INDRATI, S.Pd. AUD
TK HARAPAN HARJOBINANGUN