Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia dimulai sejak jaman penjajahan. Namun pada masa penjajahan Jepang, pengajaran bahasa Inggris dihapuskan. Kondisi ini tidak berlangsung lama karena setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pengajaran bahasa Inggris dimulai kembali. Pada waktu Mr. Wachendrof menjabat sebagai Kepala Inspektorat Pusat Pengajaran Bahasa Asing di Departemen Pendidikan menyatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama yang harus diajarkan di sekolah menengah di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 096/ 1967 dan sampai sekarang masih berlaku. Tujuan akhir dari pengajaran bahasa Inggris adalah membekali siswa mampu berkomunikasi secara lesan maupun tertulis. Kemampuan tersebut mencakup: keterampilan membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis.
Pada kurikulum 2013 SMA, pengajaran bahasa Inggris di sekolah menggunakan pendekatan berbasis teks atau genre. Pembelajaran ini mengacu pada fungsi bahasa dan penggunaanya. Siswa diharapkan mampu menguasai bahasa Inggris dalam berbagai jenis teks dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari secara faktual, konseptual dan procedural.
Bagi guru dan siswa, dari empat keterampilan yang dilakukan dalam proses pembelajaran, keterampilan yang dianggap paling sulit dan memakan waktu yang cukup banyak adalah keterampilan menulis. Beberapa diantara mereka menganggap bahwa keterampilan menulis hanya dimiliki oleh orang-orang yang berbakat saja. Bagi guru mengajarkan keterampilan menulis ini membutuhkan waktu yang lama, sedangkan bagi siswa, hal itu sangat membosankan. Menurut Rosidi dalam bukunya “ Menulis Siapa Takut”, pengertian dari menulis adalah merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Maka sebenarnya bisa kita lihat bahwa menulis bisa dilakukan oleh siapapun.
Untuk menepis anggapan bahwa menulis dalam bahasa Inggris itu sulit maka perlu penggunaan suatu metoda yang sederhana, yaitu metoda mind mapping atau peta pikiran. Metoda ini bukanlah metoda yang baru dan tidak hanya digunakan dalam pembelajaran bahasa namun bisa dipakai dalam berbagai bidang ilmu. Menurut Michalko dalam bukunya Tony Buzan disebutkan bahwa, Mind Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear, “Mind Map” menggapai kesegala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Sedangkan menurut Buzan, Mind mapping dapat membantu kita dalam : merencana, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar lebih efisien, melihat secara keseluruhan , menyelamatkan ‘pohon”.
Berdasarkan pengertian dan manfaat mind mapping di atas maka metode ini sangat membantu siswa dalam membuat tulisan sebagai produk akhir pembelajaran bahasa Inggris. Terlebih dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMA berbasis genre atau teks. Ada berbagi macam jenis teks dan generic structure (struktur teks) yang berbeda. Dengan mind mapping ini siswa bisa mengontrol dan fokus pada gagasan-gagasan yang akan dikembangkan. Dan bagi guru sendiri dapat mengoreksi tulisan siswa dengan mudah. Terlebih dahulu siswa menentukan jenis teks apa yang akan ditulis, dan struktur teks apa saja yang terdapat dalam teks itu. Setelah itu siswa diminta untuk menulis kata kunci-kata kunci sebagai acuan untuk mengembangkan dalam kalimat.
Pembuatan mind mapping akan lebih menarik bisa dengan berbagai kreativitas. Kata kunci-kata kunci bisa ditulis dengan warna mencolok sebagai tanda ide pokok, dan kata pendukung dengan warna yang berbeda. Cara lain dengan membuat gambar-gambar yang sederhana sebagai lambang dari topik yang ditulis menjadikan siswa lebih bersemangat menulis.
Rochmi Sukowati
Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Temanggung