Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab. Untuk meningkatkan pembelajaran IPS diperlukan model-model pembelajaran yang tepat sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan kurikulum. Oleh sebab itu seyogyanya para guru dapat menciptakan pembelajaran IPS dengan prinsip pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Namun kenyataannya masih sedikit guru yang menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa. Selama ini pembelajaran IPS masih bersifat tradisional dengan menggunakan metode ceramah. Hal itu menyebabkan siswa menjadi ramai, acuh tak acuh, tidak bergairah, bosan terhadap pembelajaran. Tentu hal tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, karena minat belajar menurun. Itulah yang terjadi di SD Negeri Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo khususnya siswa kelas VI tahun pelajaran 2018/2019.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan siswa menjadi lebih berminat mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi dampak globalisasi. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah minat dan hasil belajar akademik siswa meningkat. Selain itu diharapkan siswa dapat menerima keragaman dari temannya dan pengembangan ketrampilan sosial. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini pertama kali dikembangkan oleh Aronson, dkk. Langkah-langkah dalam penerapan jigsaw adalah sebagai berikut: a). guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Kelompok ini disebut dengan kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaan tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. b). setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi, agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan. c). guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. d). guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dan skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). e). materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini telah membuat siswa menjadi lebih aktif berbicara karena berdiskusi pada kelompok. Siswa lebih memahami materi karena dipelajari lebih mendalam dengan anggota kelompoknya. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkannya kepada teman kelompok belajarnya. Kemampuan sosial dan kemampuan mengungkapkan ide pada siswa semakin meningkat. Siswa lebih banyak belajar dari teman sehingga akan mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar. Pembelajaran tipe jigsaw ini lebih banyak melibatkan interaksi aktif siswa, sehingga siswa lebih bersemangat. Dengan penerapan pembelajaran tipe jigsaw pada pembelajaran IPS, maka siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik karena minat dan motifasi belajar siswa meningkat.
Ngatiyah, S.Pd.SD
Guru SD N Krandegan, Bayan, Purworejo