Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar tidak hanya diarahkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam berhitung, tetapi juga diarahkan kepada peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah (problem solving), baik masalah matematika maupun masalah lain yang secara kontekstual menggunakan matematika untuk memecahkannya. Sehubungan dengan hal tersebut strategi pembelajaran pemecahan masalah memegang peranan yang adekuat. Guru sebagai pihak yang paling berperan dalam pembelajaran, perlu mengusai tidak hanya pemecahan masalah secara konseptual tetapi juga secara praktiknya. Perubahan paradigma pembelajaran matematika ini membutuhkan guru yang terampil dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran maupun dalam pemecahan masalah.
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang tidak disukai anak sekolah di mata umum, hanya sebagian kecil anak-anak sekolah yang menyukai matematika. Matematika itu susah merupakan pernyataan klasik, bagi siswa yang kurang suka, mereka merasa bahwa belajar matematika menguras pikiran, membosankan, tegang dan membutuhkan konsentrasi penuh, sehingga merekapun jadi malas belajar matematika.Tidak sedikit guru matematika merasa kesulitan dalam membelajarkan siswa bagaimana menyelesaikan problematika ini, banyak siswa yang nilainya di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan melakukan remedial. Kesulitan ini lebih disebabkan karena beberapa faktor. Faktor penyebab kesulitan dalam belajar yang dimaksud, diantaranya : a) Faktor Fisiologis, yaitu kurang berfungsinya dan susunan syaraf. Kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan akan menghambat kegiatan belajar siswa. b) Faktor kejiwaan, yaitu berkaitan dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. c) Faktor Intelektual, yaitu berkaitan dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa. d) Faktor Kependidikan, yaitu berkaitan dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Dengan demikian perlu kita sadari tidak semua siswa mempunyai tingkat intelektual yang tinggi.Kemampuan dan penalaran setiap siswa dalam menangkap materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda.
Dalam pembelajaran matematika stategi atau cara sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kemampuan matematika seperti yang diharapkan.Untuk melaksanakan pembelajaran matematika secara bertahap, diperlukan beberapa kecakapan guru untuk memilih suatu cara yang tepat, baik untuk materi ataupun situasi dan kondisi pembelajaran saat itu, sehingga pembelajaran tersebut dapat merangsang siswa untuk memperoleh kompetensi yang diharapkan. Cara agar anak menyukai matematika diantaranya : (1) Jangan paksa siswa untuk ias menguasai matematika, (2) Ciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan, (3) Menciptakan penyajian materi yang bervatif dan menarik. (4) Padukan matematika dengan dunia nyata, (5) Gunakan media dan metode yang relevan, (6) Peberian penghargaan, (7) motivasi dan semangat, (8) Memberikan penjelasan sederhana dan mudah dipahami, (8) mengevaluasi cara mengajar diri sendiri.
Strategi sumur gunung adalah suatu konsep yang penulis gunakan dalam pembelajaran matematika khususnya untuk anak yang memiliki tingkat kemamuan yang kurang. Strategi sumur gunung memiliki konsep dasar “sumur” merupakan wakil bilangan negative dan “gunung” merupakan wakil bilangan positif. Dalam aplikasi pengajara, misalnya apabila ada 5 + (-6) yang berarti ada 5 gunung dan 6 sumur. Apabila satu sumur dan satu sumur bertemu hasilnya adalah habis (nol). Sedangkan sisanya adalah hasil pernjulahan atau pengurangan tersebut. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
Aplikasi pengunaan strategi “sumur gunung” sudah penulis aplikasikan terhadap siswa kelas 6 yang memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata dan hasilnya pemahaman mereka terhadap penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat meningkat. Untuk memantapkan kemampuan tersebut diperlukan frekuensi latihan yang cukup.
Punjul Supriati, S.Pd.SD
Guru SD Negeri Prigelan PPK Kecamatan Pituruh
Kabupaten Purworejo