Bangun ruang sisi datar (BRSD) dianggap sulit oleh peserta didik khususnya di SMP Negeri 35 Purworejo hal ini ditandai dengan rendahnya nilai ulangan harian Matematika yang diperoleh peserta didik, sebagian besar peserta didik belum bisa melampaui nilai KKM. Penulis berupaya mencari solusi agar peserta didik merasa lebih mudah memahaminya. Salah satu upaya yang penulis terapkan dengan memanfaatkan tusuk sate yang disusun menjadi bangun – bangun ruang sisi datar. Kelompok bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang seluruh sisinya berbentuk datar (tidak lengkung) antara lain Kubus, Balok, Prisma, dan Limas.
Pembelajaran proyek kerangka BRSD (Bangun Ruang Sisi Datar) merupakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada kompetensi dasar pembelajaran Matematika pada peserta didik kelas VIII A tahun pelajaran 2018/2019. Menurut Abidin dalam Adinugraha (2018:18) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (MBPB) merupakan pembelajaran yang secara langsung melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu. MPBP adalah pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep – konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan (Kristanti, 2016:123). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa MPBP adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas peserta didik untuk menghasilkan suatu produk melalui suatu proyek. Melalui proyek tersebut diharapkan peserta didik lebih percaya diri dan lebih aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar lebih membekas dalam ingatan peserta didik. Pembelajaran proyek kerangka BRSD yang mengacu MBPB diharapkan membuat pembelajaran Matematika menjadi lebih menarik.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan peserta didik. Tahap pertama praproyek. Peserta didik menyiapkan media yang terdiri dari tusuk sate, pisau kater, benang nilon, lem glue dan berbagai sumber belajar. Tahap kedua membuat desain dan jadwal melakukan aktivitas persiapan lainnya, agar lebih mudah dalam bekerja maka peserta didik dibuat berkelompok yang terdiri dari empat peserta didik. Tahap ketiga membuat produk sesuai desain rancangan proyek. Pada tahap ini, masing – masing kelompok membuat kerangka BRSD yang berbeda – beda, kelompok satu dan dua membuat kerangka kubus, kelompok tiga dan empat membuat kerangka balok, kelompok lima dan enam membuat kerangkan prisma, kelompok tujuh dan delapan membuat kerangka limas. Tahap keempat presentasi hasil proyek, pada tahap ini peserta didik mempublikasikan hasil proyeknya dan memperbaiki produknya atas dasar masukan teman yang lain. Tahap kelima pascaproyek. Pada tahap ini guru (penulis) melakukan penilaian, memberikan penguatan, masukan, dan saran perbaikan atas produk akhir yang dihasilkan peserta didik. Dan untuk lebih memantapkan peserta didik, hasil proyek dipasang sebagai hiasan kelas, sehingga peserta didik akan selalu ingat dengan apa yang sudah dibuat.
Produk kerangka bangun ruang sisi datar ini diharapkan mempermudah peserta didik dalam mengenali rusuk, sisi, bidang, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang. Peserta didik juga mampu menghitung panjang diagonal bidang, panjang diagonal ruang, luas permukaan, dan volume pada BRSD dengan mudah.
Setelah diterapkan pembelajaran proyek kerangka BRSD ternyata peserta didik menjadi lebih tertarik untuk belajar Matematika. Mereka yang semula malas belajar karena harus menghapal banyak rumus menjadi semangat untuk belajar lebih karena harus ikut aktif menyelesaikan proyek kerangka BRSD kelompoknya. Melalui aktifitas membuat kerangka BRSD, peserta didik menjadi lebih memahami unsur – unsur dari BRSD dan rumus – rumus untuk mencari luas permukaan dan volume BRSD. Selain itu, peserta didik menjadi lebih termotivasi karena ingin hasil produknya yang terbaik. Setelah dilakukan penilaian, ternyata prestasi belajar peserta didik meningkat. Hal ini ditandai dengan nilai ulangan harian peserta didik yang sebagian besar mampu melampaui KKM.
Tri Itasari, S.Pd.
SMP Negeri 35 Purworejo