Anak jaman now hampir semua mengenal gadget. Tidak dipungkiri, memang banyak yang dapat dilakukan dengan bantuan benda yang sering disebut HP itu. Dengan HP anak dapat berkomunikasi dengan banyak temannya tanpa terhalang ruang. Dengan HP anak juga dapat terhubung dengan jaringan internet, sehingga anak dapat mengakses banyak aplikasi dan banyak situs yang ada dalam internet, baik situs permainan maupun situs-situs lainnya.
Selain banyak sisi positifnya, HP juga memiliki banyak sisi negatif. Jika anak sudah asyik dengan HPnya, maka anak menjadi lupa waktu, lupa belajar dan lupa segalanya. Akibatnya anak menjadi malas belajar dan kurang peduli terhadap lingkungannya. Termasuk kurang respon jika ditegur atau diingatkan orang tuanya untuk belajar. Di dalam fikiran anak selalu dipenuhi dengan segala sesuatu yang didapat dari HP ketimbang yang didapat dari sekolah. Hal ini membuat anak semakin lama semakin malas belajar, yang pada gilirannya akan membuat prestasi anak menjadi menurun. Terlebih lagi pada pembelajaran mata pelajaran matematika.
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, penulis telah mengadakan penelitian tindakan kelas yang menawarkan satu strategi untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa yang masih rendah melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat keaktifan dan pemahaman siswa pada mata pelajaran matematika di sekolah.
Pembelajaran kooperatif model jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa dapat mengemukanakan pendapat, mengelola informasi yang didapat, dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah: a) Membentuk kelompok asal, setiap kelompok dengan anggota ± 6 orang secara acak. b) Membagi tugas anggota dalam kelompok. Setiap anggota diberi tugas yang berbeda. c) Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. d) Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal. e) Sesampainya di kelompok asal, masing-masing anggota menjelaskan kepada anggota kelompok tentang tugasnya pada kelompok ahli. f) Guru memberi tugas kepada kelompok asal. g) Guru memimpin diskusi kelas membahas tugas yang diberikan dengan cara mempersilakan kelompok 1 untuk memilih anggota kelompok 2 yang harus menyelesaikan tugas di papan tulis. Begitu seterusnya secara berputar dan secara acak. h) Kelompok yang anggotanya ditunjuk dan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, diberi nilai 2. Jika tidak, maka kelompok yang menunjuk diberi nilai 1. i) Di akhir pembahasan, nilai yang diperoleh kelompok dijumlahkan. Kelompok yang memperoleh nilai tertinggi diberi penghargaan berupa applous atau penghargaan lain yang sesuai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam diskusi menyebabkan adanya perubahan perilaku belajar. Siswa menjadi lebih aktif belajar dan hasil belajar pun meningkat. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Skor rata-rata aktivitas meningkat dari 4,0 menjadi 4,2. Jumlah siswa yang memiliki skor kualifikasi baik ada 26 siswa (74%) dan sangat baik ada 9 siswa (26%). Sudah tidak ada lagi siswa yang skor kualifikasi cukup atau kurang.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah : melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Sehingga sangat direkomendasikan untuk diterapkan oleh para guru, terutama guru matematika SMP/MTs untuk meningkatkan pemahaman siswa sekaligus meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar matematika.
Setyo Prapto, S.Pd. M.Pd.
( Guru Matematika SMP Negeri 1 Godong )