Pendidikan di Indonesia telah mengarah kepada cara belajar siswa aktif, dengan suatu harapan siswa yang aktif sedangkan guru siap memberikan bantuan serta pengawasan. Oleh karena itu peranan guru adalah utama, harus memiliki pengetahuan yang luas dan harus mampu menjalin komunikasi yang harmonis dengan siswa. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan pendidikan bergantung pada interaksi yang tercipta kedua belah pihak. Dalam hal ini siswa juga harus aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam kehidupan sehari-hari kita beberapa kegiatan berhubungan dengan matematika. Mulai dari menghitung, mengukur, membaca waktu, melihat berbagai bangun datar dan bangun ruang, membuat grafik/tabel dan lain sebagainya.Hal ini membuktikan bahwa matematika mempunyai peranan penting di kehidupan manusia. Sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), pelajaran matematika bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir sistematis (teratur), logis (masuk akal), kritis(banyak bertanya, tidak lekas percaya), kreatif (berdaya cipta), dan konsisten (ajek, sesuai aturan). Dengan menerapkan cara belajar siswa aktif pada materi yang akan kita bahas, sangatlah tepat untuk melatih anak mandiri, terampil dalam berpikir logis, kritis, kreatif dan konsisten .
Mengingat pentingnya pemahaman bangun datar pada anak, maka diperlukan suatu cara mengatasi kesulitan peserta didik dalam mengkomunikasikan pemahaman mengenai bangun datar ini.Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah pada setiap jenjang pendidikan, matematika selalu diperlukan termasuk dalam kehidupan sehari-hari (Sundayana, 2015: 25–26). Di dalam Pembelajaran matematika bangun datar banyak siswa yang merasa bosan ketika penyampaian materi kurang menarik atau hanya dengan metode ceramah. Guru dituntut harus bisa menciptakan pembelajaran asik dan menyenangkan melalui media yang menarik bagi siswa sehingga penyampaian materi dapat maksimal. Heinich (2009) mengemukakan , media merupakan alat saluran komunikasi. Dalam konteks pendidikan, media dapat diartikan sebagai alat, sarana, perantara, atau penghubung dalam usaha guru untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswanya. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dalam materi bangun datar kelas 2 SD Negeri 2 Bendungan. Kami menggunakan kertas origami, selain bentuknya persegi yang memudahkan penyampaian materi, mudah diperolah, juga warna yang menarik bagi siswa, Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. Pertama siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Kedua, setiap kelompok ditugaskan untuk membuat bangun datar sesuai dengan lembar kerja yang sudah di siapkan guru. Bangun datar yang dibuat adalah bentuk persegi, persegipanjang, segitiga dan lingkaran. Masing-masing bangun dibuat 2 macam dengan ukuran dan warna yang berbeda. Langka ketiga, setiap kelompok menempel hasil kerja masing-masing pada lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru. Keempat, dalam kelompok anak diberi kesempatan tentang kesulitan dalam membuat bangun datar dan membandingkan dengan hasil kerja kelompok lainnya. Langkah kelima, guru membimbing anak dalam melakukan diskusi kelas. Dalam diskusi ini akan terlihat hasil kerja kelompok satu tidak sama dengankelompok yang lain, bentuk bangun datar ,ukuran , juga kerapian.
Dengan menerapkan pembelajaran yang menarik, akan meningkatkan evaluasi pembelajaran disbanding hanya dengan metode ceramah. Hal ini didukung oleh pendapat Rahmanelli (2005 : 237 ) yang menyatakan apabila siswa terlibat dan mengalami sendiri atau siswa ikut dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan lebih baik dan materi pembelajaran juga lebih lama diingat oleh mereka, karena masuk dalam “ long memory” mereka. . Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media dan metode pembelajaran dapat menunjang keberhasilan dalam belajar siswa baik dalam pemahaman materi maupun dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.
Adhita Dwi Handini,S.Pd
SD Negeri 2 Bendungan,Tretep