TGT Tingkatkan Prestasi Belajar IPS

Joni Mulyono, M.Pd. Guru SD Negeri Tempuran Kaloran Temanggung
Joni Mulyono, M.Pd. Guru SD Negeri Tempuran Kaloran Temanggung

Pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang kurang menarik oleh sebagian siswa terutama di sekolah dasar karena banyak hapalan. “Saya kurang kuat dalam menghafal,” itulah keluhan dari siswa di sekolah dasar dalam pelajaran IPS. Menurut Nasution Sumaatmadja (2002:123), Bahwa IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dan lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya yang bahannya di ambil dari berbagai ilmu sosial seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi. Kesulitan siswa ini diawal dari kurangnya minat materi IPS. Guru merupakan komponen pembelajar yang memiliki fungsi penting, sukses atau tidak belajar mengajar ditentukan oleh segi guru.

Keberhasilan guru dalam mengemukakan materi terkait pada kelancaran komunikasi pada guru terhadap siswanya. Mengingat perihal tersebut, seorang guru dituntut untuk menyadari dan mengembangkan suatu pengajaran di dalam kelas untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hal ini bertujuan mengurangi rasa bosan pada siswa. Siswa SD Negeri Tempuran sebagian besar berpikiran bahwa pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sulit. Hal ini diperoleh dari hasil nilai ulangan harian peserta didik Kelas VI pada materi Kenampakan alam dan keadaan sosial negara – negara tetangga hanya 5 siswa yang mencapai tuntas (45%) dengan nilai rata – rata 57,7 padahal KKM nya 70. Dengan pertimbangan dan pengamatan rendahnya hasil ulangan tersebut disebabkan karena: 1) Proses pembelajaran belum terjadi secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan 2) Minat siswa dalam kelas sangat kurang. Bagaimanakah langkah terbaik untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia?

Baca juga:  Manfaat Bermain Dakon

Guru mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Group Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VI. TGT merupakan metode kooperatif dengan memakai turnamen akademik untuk mengaktifkan siswa. Slavin (2015:163) mendefinisikan TGT merupakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis – kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT terdiri dari 5 tahapan yaitu : 1) Penyajian kelas (class precentation), 2) Belajar dalam kelompok (teams), 3) Permainan (games), 4) Pertandingan (tournament), dan 5) Penghargaan kelompok (team recognition). Guru melakukan dua siklus, masing – masing siklus terdiri: 1) persiapan, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Data yang diambil: pedoman observasi, pedoman wawancara, soal tes. Observasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam pembelajaran, termasuk dipakai untuk sukses tidaknya tindakan yang telah dilakukan dalam model TGT.

Baca juga:  Pembelajaran Kooperatif Model TGT Tingkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas V

Permainan Game: siswa jalankan permainan sesuai dengan yang dijelaskan guru. Guru memperkirakan waktu game ini 30 menit. Guru mengamati jalannya game yang sedang berlangsung sambil menilai sikap siswa. Setelah kegiatan turnamen selesai siswa kembali ke kelompoknya dengan memiliki skor yang diperoleh untuk dijumlahkan dan menjadi skor kelompok. Berdasarkan skor grup tersebut guru memilih grup yang terbaik dan diberi apresiasi.

iklan

Pembelajaran kooperatif tipe TGT memperlihatkan cenderung meningkat rata – rata hasil pembelajaran IPS materi perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia kondisi awal dari 57,7 menjadi 69,5 (siklus 1) dan menjadi 82,7 ( siklus 2 ). Ketuntasan belajar siswa secara klasikal cenderung meningkat, dari 45,45% menjadi 63,63% pada siklus 1 dan menjadi 81,81% pada siklus 2, penelitian ini diperoleh simpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model TGT cenderung meningkatkan pemahaman IPS materi perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri Tempuran.

Baca juga:  Belajar Pengukuran Sudut Lebih Mudah dengan Media Gambar

Joni Mulyono, M.Pd.
Guru SD Negeri Tempuran Kaloran Temanggung

iklan