Daun Jabar, Asyiknya Belajar Konsep Aljabar

Ivone Marlinda, M.Pd SMP N 6 Satu Atap Kepil Wonosobo
Ivone Marlinda, M.Pd SMP N 6 Satu Atap Kepil Wonosobo

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting. Melalui pembelajaran matematika, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Berbekal kemampuan tersebut diharapkan peserta didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mampu bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif (Permendikbud, 2014).

Tetapi pada kenyaataannya, matematika masih saja tidak disukai oleh peserta didik. Seperti halnya di SMP N 6 Satu Atap Kepil, peserta didik kurang menyenangi mata pelajaran matematika. Hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika kurang memuaskan. Selanjutnya, Gravemeijer (1994, p.2) menegaskan bahwa belajar matematika adalah membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan yang akan dipelajarinya. Belajar matematika dengan hanya mengingat rumus dan mengahafal konsep-konsep tanpa pemahaman adalah tidak bermakna. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus memberikan ruang dan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dalam rangka membangun konsep matematika.

Baca juga:  Media Flash Card Meningkatkan Pemahaman Belajar Aksara Jawa

Menurut kurikulum 2013, materi dasar yang harus dipelajari peserta didik di SMP salah satunya adalah aljabar. Materi aljabar ada pada jenjang kelas VII, kompetensi dasar 3.5 dan 5.5. Pada pembelajaran matematika materi aljabar, masih banyak peserta didik yang belum memahami tentang konsep aljabar. Demikian pula yang terjadi di SMP N 6 Satu Atap Kepil. Akibatnya, peserta didik tidak dapat menyelesaikan soal-soal tentang materi aljabar.

Aljabar merupakan materi yang memiliki karakteristik abstrak bagi peserta didik. Oleh karena itu, perlu kreativitas guru dalam proses pembelajaran agar memudahkan peserta didik dalam memahami konsep alajabar. Salah satu kreativitas yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan media yang konkret. Dalam hal ini penulis menggunakan media daun-daun yang disebut dengan daun jabar (daun aljabar).

iklan
Baca juga:  Esensi Idul Fitri, “Tetap Istiqomah Bukan Euforia!”.

Media daun yang digunakan adalah berbagai jenis daun yang mudah didapatkan di lingkungan sekolah maupun rumah, seperti daun jambu, daun rambutan, daun pepaya, daun nangka dan daun mangga. Daun-daun tersebut dapat digunakan untuk mengenal bentuk aljabar dan unsur-unsurnya yaitu variabel, koefisien, konstanta dan suku.

Satu jenis daun diberi lambang satu variabel, misalnya daun jambu melambangkan variabel x, daun rambutan melambangkan variabel y. Jenis daun yang sama melambangkan variabel yang sama. Daun dengan posisi menghadap ke atas melambangkan variabel dengan koefisien positif. Misalnya 2x dilambangkan dengan dua buah daun jambu dengan posisi menghadap ke atas. Daun dengan posisi terbalik melambangkan variabel dengan koefisien negatif. Contohnya tiga buah daun rambutan dengan posisi terbalik melambangkan -3y. Jumlah daun melambangkan koefisen., misalnya jika ada tiga daun rambutan, maka tiga merupakan koefisien. Variabel yang mengandung perpangkatan dilambangkan dengan daun yang diberi karet gelang. Banyaknya karet gelangkan melambangkan pangkatnya.

Baca juga:  Bidik Pesan Moral pada Pembelajaran Fabel

Contoh dua buah daun jambu dengan posisi terbalik diberi tiga karet gelang, melambangkan -〖2x〗^3. Contoh lain jika ada empat daun rambutan dengan posisi menghadap ke atas maka melambangkan 4y, dimana empat disebut dengan koefisien, daun jambu (y) disebut dengan variabel dan 4y disebut dengan suku. Daun-daun dalam aljabar membantu peserta didik memahami konsep aljabar. Peserta didik juga merasa senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran matematika.

Ivone Marlinda, M.Pd
SMP N 6 Satu Atap Kepil Wonosobo

iklan