MRP Tingkatkan Prestasi Belajar Siswa SDN 3 Kemranggon

Mardiyah, S.Pd.SD. SD Negeri 3 Kemranggon- Susukan-Banjarnegara
Mardiyah, S.Pd.SD. SD Negeri 3 Kemranggon- Susukan-Banjarnegara

Sebagai pengajar, guru dituntut untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran secara optimal. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar, guru harus memainkan berbagai peranan, diantaranya yaitu sebagai manusia sumber, komunikator, pembimbing dan penilai. Tuntutan ini memang cukup berat karena kita sebagai guru menyadari bahwa guru bukablah orang yang serba tahu. Apalagi seiring berkembangnya ilmu dan teknologi. Serang guru hendaknya mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Siswa –siswa yang lebih dekat dengan perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi, menyebabkan siswa-siswa kita sudah lebih banyak dan lebih menjangkau dengan lingkungan luar yang lebih menarik dan menyenangkan.

Sementara sebagian guru masa kini masih ada yang gaptek, tidak menguasai teknologi digital yang kian melambung. Hal ini berakibat kurangnya kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran yang menyenangkan , bervariasi dan tidak membosankan. Sebagian dari mereka masih merencanakan pembelajaran konvensional yang hanya mengandalkan ceramah dan tanya jawab. Dengan hanya mengandalkan metode pembelajaran ini, antusias siswa cenderung menurun karena membosankan. Kondisi ini juga terjadi di SDN 3 Kemranggon.

Baca juga:  Running Review, Solusi Di Era Industri 4.0 DI SMK 2 TEGAL

Salah satu upaya untuk meningkatkan antusias siswa yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, guru bisa menerapkan MRP ( Model Ruler Playing) atau sering disebut permainan peran. Permainan peran memiliki tiga komponen, yaitu : 1) adanya skenario atau lingkungan tenpat terjadinya tindaan-tindakan. 2)adanya sejumlah peran dengan berbagai karakternya. 3)adanya masalah yang harus dipecahkan pemegang-pemegang peran tersebut.Permainan memiliki kelebihan antara ain : 1) Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur. Permainan menjadi menarik karena didalamnya ada unsur kompetisi. 2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. 3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.Umpan balik yang secepatnya atas apa yang dilakukan memungkinkan proses belajar jadi lebih efektif. 4) Permainan memungkinkan penerapan konsep=konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat. Permainan memberikan kesempatan kepaa siswa dan warga belajar untuk mempraktikan tingkah laku yang nyata, tidak hanya mendiskusikannya. Tidak sulit untuk mengaitkan permainan ke situasi setempat membuat pengalihan dari apa yang telah dipraktikan di situ ke kehidupan nyata lebih gampang. 5) Permainan bersifat luwes . Permaina dapat dipakai untuk berbagai tujuan pendidkan dan semua jenjang kelas dengan mengubah sedikit-sedikit alat , aturan maupun persoalannya.

Baca juga:  Literasi Soal Cerita Matematika

Permainan dapat digunakan untuk : 1) Mempraktika keterampilan membacadan berhitung sederhana; 2) mengajarkan sistem sosal dan sistem ekonomi; 3)membantu siswa yang bkesulitan belajar dengan metode tradisional;4) permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak . Membuat permainan tidak memerlukan seorang ahli. Guru atsu sdiswapun dapat membuatnya sendiri. Bahan-bahannyapun tidak perlu mahal , bahan-bahan bekaspun dapat dipakai.


Namun demikian, seperti model pembelajaran yang lain, MRP juga mempunyai kelemahan yaitu : 1) karena asyik atau belum mengenal teknis pelaksanaan;2) Permainan cenderung menyederhanaka konteks sosialnya, sehingga tidak mustahil siswa justru memperoleh kesan yang salah; 3) kebanyakan permainan hanya melibatkan beberapa orang siswapadahsl keterlibatan seluruh siswa sangat penting dalam proses blajar bisa lebih efektif dan efisien.

Baca juga:  SWAY Media Efektif Tingkatkan Motivasi belajar Daring PPKn

Dengan demikian , jelaslah bahwa MRP dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu Model Role Playing sangat sesuai di gunakan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran pada semua tingkat sekolah dan tingkat kelas, termasuk di sekolah Dasar.

Mardiyah, S.Pd.SD.
SD Negeri 3 Kemranggon- Susukan-Banjarnegara