Di era globalisasi sekarang ini informasi begitu mudah diakses, misalnya lewat internet ataupun HP (Hand Phone). Kalau tidak bisa memfilter maka anak-anak akan mudah sekali menyerap hal-hal negatif dari internet itu sendiri. Di sinilah peran guru PAI di sekolah-sekolah dibutuhkan. Khusunya guru PAI di SDN Majasto 01Bagaimana anak-anak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik? Mana yang boleh dan mana yang dilarang dalam agama?
Seorang guru PAI harus memiliki akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, supaya bisa dijadikan contoh untuk anak-anak, baik di sekolahan maupun di lingkungan masyarakat. Contoh akhlaqul karimah tersebut adalah berkata jujur, disiplin, bertanggungjawab, sopan, dll. Sehingga anak-anak bisa memiliki panutan langsung dalam berperilaku.
Anak-anak jaman sekarang memang berbeda dari jaman dahulu. Anak-anak sekarang sudah melek informasi. Jika guru PAI tidak memberikan contoh yang baik maka anak-anak akan mencontoh orang-orang yang mereka anggap baik, padahal mungkin orang tersebut tidak pantas untuk ditiru perilakunya. Misalnya saja berkata kasar, membentak sama orang tua, berani sama guru, dan lainnya.
Supaya perilaku baik menjadi kebiasaan sehari-hari, maka dapat dilakukan di sekolah yaitu dengan pembiasaan yang baik dengan cara bersalaman dengan Bapak dan Ibu Guru ketika akan masuk ke kelas, berkata sopan kepada guru dan teman, melakukan piket bersama supaya muncul rasa tanggung jawab, menjadi petugas upacara supaya tumbuh rasa percaya diri dan cinta tanah air, salat duha berjamaah.
Guru PAI utamanya, mempunyai tugas selain mengajarkan pelajaran agama juga harus membentuk akhlak atau perilaku para siswa. Di setiap pembelajaran selain mentransfer ilmu seyogyanya guru PAI juga menyelipkan tentang pelajaran akhlak. Serta memberikan berbagai contoh yang nyata kepada anak-anak sehingga lebih mengena di hati mereka.
Dengan keaktifan guru PAI dan guru mapel lain serta peran serta orang tua dan masyarakat dalam membentuk akhlak anak-anak yang baik, maka akan terbentuk perilaku yang baik bagi anak-anak. Apabila pembiasaan baik tersebut dilakukan di sekolah dan di rumah saja sedangkan di lingkungan masyarakat kurang mendukung maka pembentukan akhlak yang baik tersebut menjadi kurang maksimal. Begitu juga sebaliknya, apabila pembentukan akhlak yang baik cuma dilakukan di sekolah dan masyarakat saja, sedangkan di rumah tidak ada pembiasaan yang baik maka pembentukan akhlak yang baik juga kurang maksimal hasilnya.
INDRIYANI, M. Pd. I.
Guru PAI SDN Majasto 01