Pembelajaran matematika cenderung kurang diminati siswa. Hal ini juga terjadi di kelas 6 SDN Rowobayem, Kecamatan Kemiri. Dalam pikiran siswa matematika dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan. Anggapan ini berawal dari banyaknya rumus-rumus yang harus dihafal siswa. Selain itu juga banyak konsep-konsep prasyarat yang harus dikuasai. Dikarenakan anggapan-anggapan tersebut, ketika mendengar pelajaran matematika mereka kurang tertarik untuk mempelajarinya. Dengan kondisi yang terjadi pada siswanya tersebut, guru berusaha mempersiapkan siswa belajar matematika sehingga hilang anggapan-anggapan yang keliru tentang pelajaran matematika melalui gerakan-gerakan senam otak.
Pernahkah Anda dengar soal senam otak? Menurut As’adi Muhammad dalam bukunya Dahsyatnya Senam Otak, senam otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar. Senam otak atau yang sering dikenal dengan nama Brain Gym ini merupakan salah satu stimulasi yang dianggap paling baik. Jika biasanya senam dilakukan guna menjaga kesehatan badan, senam otak fungsi utamanya untuk menjaga kesehatan otak serta meningkatkan fungsi kognitif anak. Selain itu senam otak juga berfungsi membantu menyelesaikan soal hitungan yang rumit atau memecahkan masalah berat untuk melatih daya pikir, daya ingat, serta konsentrasi siswa. Dengan melakukan senam otak, otak akan terasah jadi lebih tajam.
Dari banyaknya fungsi senam otak tersebut, guru semakin yakin senam otak mampu menjadikan siswa lebih siap belajar matematika. Gerakan senam otak yang dipraktikkan guru kepada siswa merupakan perpaduan dari beberapa gerakan.
Pertama, gerakan silang. Gerakan dilakukan dengan kaki kanan menyilang ke kiri, kedua tangan bergerak lurus ke arah kanan. Sebaliknya jika kaki kiri menyilang ke kanan, kedua tangan bergerak lurus ke kiri. Gerakan ini dilakukan dalam hitungan 2 kali 8. Gerakan silang bermanfaat untuk kecakapan belajar, fokus, dan relaksasi.
Kedua, gerakan gajah. Gerakan dilakukan dengan menekuk lutut sedikit dengan meletakkan telinga di atas bahu, dan tangan direntangkan lurus ke depan kemudian membayangkan tangan menjadi belalai gajah yang menyatu dengan kepala. Gerakan mengikuti 8 Tidur yang terletak agak jauh. Mata diarahkan melewati jari tangan ke kejauhan sambil melakukan gerakan 8 Tidur dari pinggul. Gajah bermanfaat untuk kecakapan berpikir, mendengarkan dan bicara jelas.
Ketiga, putaran leher. Gerakan dilakukan dengan menundukkan kepala ke depan dan pelan-pelan memutar leher dari satu sisi ke sisi lainnya. Bersama aliran nafas yang terbuang, ketegangan akan berkurang. Gerakan bisa diulangi dengan bahu diturunkan. Putaran leher bermanfaat untuk kecakapan belajar, menjaga kesiapan, dan kecakapan berfikir.
Keempat, mengisi energi. Gerakan dilakukan dengan cara duduk di kursi dengan santai dan meletakkan dahi diantara kedua tangan di atas meja. Menarik nafas yang diikuti kepala mendongak ke atas sambil merasakan seolah-olah udara naik di garis tengah badan ke atas seperti air mancur sampai kepala menjadi tegak. Sambil menghembuskan nafas, air mancur hilang dan kepala bersentuhan lagi dengan meja. Mengisi energi bermanfaat untuk memfokuskan pikiran.
Kelima, gerakan burung hantu. Gerakan dilakukan dengan mengurut (memijat) otot bahu kiri dan kanan. Menarik nafas saat kepala berada di posisi tengah kemudian menghembuskan nafas ke samping atau ke otot yang tegang sambil relaks. Kemudian gerakan diulangi dengan tangan kiri. Burung hantu bermanfaat untuk kecakapan berfikir.
Gerakan-gerakan senam otak di atas dipraktikkan guru kepada siswa secara rutin baik di awal pembelajaran matematika atau pada saat jeda pembelajaran. Dengan demikian, melalui gerakan senam otak tersebut membuat otak siswa dan diri siswa lebih siap untuk belajar matematika, sehingga yang awalnya matematika dianggap sulit dan menakutkan menjadi matematika yang mudah dan menyenangkan.
Dwi Wijayanto, S. Pd. SD
Guru SDN Rowobayem, Kemiri, Purworejo