Peer Counseling Bantu Masalah Kurang Percaya Diri Siswa

Lyanna Oktavia T, S.Pd Guru Bimbingan Konseling SMA 8 Semarang
Lyanna Oktavia T, S.Pd Guru Bimbingan Konseling SMA 8 Semarang

Kepercayaan diri merupakan faktor salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan belajar pada siswa. Selama ini di SMA Negeri 8 Semarang masih sering dijumpai siswa yang kurang memiliki rasa percaya diri, diantaranya tidak berani berpendapat ketika di kelas, malu dan berbicara gugup bila di minta tampil di depan orang banyak, serta memiliki teman terbatas.

Perkembangan masa remaja yang pesat dari segi segi fisik, psikis dan sosialnya dimana keterikatan dengan teman sebaya menjadi kuat. Kedekatan yang kuat dengan teman sebaya menjadi peluang guru BK menfasilitasi layanan Bimbingan dan Konseling mengatasi masalah percaya diri siswa melalui bimbingan konseling teman sebaya. “Peer group adalah kelompok teman anak sebaya yang sukses di mana ia dapat berinteraksi”( Santoso,1999:85 ).

Dalam kegiatan bimbingan konseling teman sebaya (Peer Counseling), akan muncul interaksi dan dinamika kelompok yang akan membantu peserta didik untuk lebih terbuka dan menerima apa yang telah disepakati oleh kelompok.sehingga timbul perubahan positif pada diri siswa dan nantinya akan dapat meningkatkan percaya diri siswa karena pengalaman berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan yang lebih luas.

Baca juga:  Media Berbasis Visual Tingkatkan Minat Belajar Siswa Kelas Rendah

Sebelum melakukan bimbingan konseling teman sebaya guru BK melakukan Pemilihan calon konselor sebaya dapat dilakukan dengan mengisi formulir kepada siswa di sekolah. Guru BK akan terbantu jika calon konselor sebaya dapat mengidentifikasikan dirinya melalui permohonan untuk menjadi “konselor sebaya. Pada diri siswa yang tertarik akan tumbuh rasa sukarela untuk membantu temannya dan ikut serta dalam pembekalan calon konselor sebaya.


Untuk memilih konselor sebaya guru bimbingan konseling mengukur tingkat kompetesi siswa melalui hasil belajar, sosiometri,angket,minat menjadi konselor sebaya,dan bersedia mengikuti pelatihan konselor dengan mendatangkan ahli konseling guna memberikan bekal sebagai keterampilan dasar konseling. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk kelompok sebaya, dikonsultasikan dengan guru wali kelas.

Baca juga:  Mendongkrak Semangat Belajar Siswa dalam Beberapa Langkah

Pada tahap pelaksanaan bimbingan konseling teman sebaya bersifat bebas. Artinya bisa diterapkan secara personal maupun kelompok. Hal paling awal yang dilakukan konselor teman sebaya adalah melakukan aktivitas konseling dengan 1) menentukan sasaran melalui pengamatan terhadap teman-teman di kelas yang memiliki masalah. 2) Merencanakan pertemuan kesediaan proses konseling, menentukan waktu, tempat dan lamanya pertemuan untuk setiap sesinya. 3) konselor sebaya menampilkan keterampilan konseling berupa sikap “attending, dengan bersikap positif, menerima kehadiran konseli menghargai. 4) Konselor sebaya melakukan evaluasi dan follow up dari proses konseling, dengan membuat laporan tertulis terkait pengalaman dan perasaanya menjadi konselor sebaya. Pengamatan dan berdiskusi terhadap perubahan pada konseli.

Selanjutnya Konselor sebaya berkonsultasi dengan guru BK, jika mengalami kesulitan pemecahan masalah konseli dan bersedia untuk dialihkan tangan kepada pihak lain. Selanjutnya tahap akhir mengevaluasi bersama dan pemecahan masalah bersama wali kelas,
Guru BK menindak lanjuti dan mengevaluasi kegiatan konselor sebaya dengan cara 1) meminta konselor sebaya untuk menyampaikan laporan secara tulisan maupun lisan secara berkala misal tiga minggu sekali atau sebulan sekali. 2) Mengamati perubahan yang terjadi pada konseli. 3) Memberikan format isian terkait pengalaman konseli setelah proses konseling selesai yang bertujuan untuk memantau kegiatan konseling.

Baca juga:  Demonstrasi Tingkatkan Pemahaman Tentang Pesawat Sederhana

Kegiatan bimbingan konseling teman sebaya memberi pengaruh yang besar terhadap perubahan perilaku individu. Siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah menjadi meningkat. Disamping itu juga dapat memberikan penguatan baik yang bersifat positif bagaimana seorang teman bisa menjadi motivator teman lainnya.

Lyanna Oktavia T, S.Pd
Guru Bimbingan Konseling
SMA 8 Semarang