Sekolah menengah Kejuruan sangat mewajibkan bagi peserta didik untuk menjalankan PRAKERIN ( PraktIk Kerja Industri )di institusi pasangan. Pemagangan peserta didik dapat dilakukan pada kelas X maupun kelas XI sesuai kebijakan sekolah masing masing dan industr pasangan sesuai dengan kesepakatan. Pemagangan diharapkan sesuai dengan program studi masing masing agar sinkron dengan kebutuhan peserta didik dan sesuai dengan tujuan pemagangan .
Pemagangan peserta didik adalah program belajar di Sekolah menengah Kejuruan (SMK) diJurusan Tata Busana untuk memberi pengalaman bagi peserta didik agar mampu belajar mengenal lebih dekat tentang dunia kerja. Peserta didik diharapkan dapat bekal di dunia industry mengenai proses dan cara kerja sesuai dengan standart kerja di industry. Dengan prakerin / magang peserta didik dapat memiliki pengalaman dan merasakan bagaimana rasanya bekerja sehingga kelak diharapkan memiliki bekal mental dan jiwa yang kuat dalam menghadapi persaingan di dunia/tempat kerja.
Selain mengenal dan membentuk mental baja, prakerin diharapkan dapat memberikan tambahan bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi peserta didik yang belum pernah didapatkan di bangku pendidikan .Secara teori dan pengetahuan peserta didik mungkin unggul tetapi praktek kerja secara langsung dengan memegang alat alat di industry sangatlah minim sehingga prakerin ini di harapkan dapat menyelesaikan pekerjaan rumah dunia pendidikan untuk membentuk peserta didik yang trampil di bidangnya.
Pertanyaannya dapatkah tempat tempat Industri memberikan kesempatan peserta didik tersebut untuk belajar seperti training atau latihan kerja? Dan perlukah PSG ( pemagangan Sistim Ganda ) di jurusan Tata Busana?.
Dunia Industri besar seperti di Garment sebagai patner dan institusi pasangan kadang menimbulkan problema di tempat kerja. Peserta didik sebagai pemula membutuhkan banyak pendampingan dalam belajar sehingga banyak menyita waktu pekerja tranning untuk memperlakukan peserta didik menjadi pekerja yang trampil. Selain waktu yang terbuang mereka para pelaku kerja di kejar target penyelesaian produksi sehingga mereka kekurangan waktu untuk mendampingi peserta didik belajar.
Berbeda di Industri milik pribadi dan perorangan seperti Butik pendampingan akan lebih baik karena menangani pekerja yang sedikit. Pekerjaan peserta didik akan lebih terpantau dan mudah diarahkan karena terlihat . secara mental anak tidak jauh berbeda dengan menyelesaikan pekerjaan di sekolah.
Problem peserta didik akan segera terlihat dan cepat mendapat penanganan,sehingga tidak terjadi kesalahan fatal. Inilah kunci penerapan pengetahuan di sekolah dengan penerapan nyata di dunia usaha atau industri. Sehingga siswa berpengalaman secara pengetahuan maupun ketrampilannya.
Problem Keterbatasan kesempatan tersebut membuat pembimbing dan guru membuat kebijakan tersendiri di masing masing sekolah untuk melaksanakan PSG ( Pemagangan Sistim Ganda ) yaitu menempatkan peserta didik tidak hanya dalam satu tempat magang tetapi memindahkan peserta didik di 2 tempat magang secara bergantian dalam kurun waktu 6 bulan misalkan 3 bulan bergantian . Sisi magang seperti ini diharapkan dapat membuat peserta didik trampil dan lebih banyak belajar .
Ketrampilan yang bervariasi dapat saling melengkapi kebutuhan peserta didik seperti yang diharapkan. Peserta didik juga dapat membedakan sistim management dan proses kerja masing masing tempat magang. Sehingga dapat menganalisa bagaimana sebaiknya proses kerja yang baik yang perlu di anut dan di contoh. Sehingga nanti saat terjun di masyarakat yang sesungguhnya mereka akan menjadi pribadi yang kreatif, inovatif ,trampil, professional ,mandiri ,berwawasan luas punya management usaha yang bagus ,punya mental baja tidak gampang menyerah,dan punya karakter pribadi yang jujur dan bertanggung jawab yang di dapatkan dari pengalaman magang di dunia Industri besar maupun perorangan.
Tri Rahayu,S.Pd.
Gutu Tata Busana SMKN 1 Salatiga