Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan pelajaran tersebut misalnya PPKn, Bahasa Indonesia, dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS).
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL). Menurut Kamdi (2007: 77) Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berhubungan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan kontak sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum.
Untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, penulis sebagai guru kelas V SD Negeri Wirun 04 kecamatan Mojolaban Sukoharjo menerapkan model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS yaitu model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan penerapan model pembelajaran ini, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. PBL juga bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge dan cara berpikir kritis dengan keterampilan pemecahan masalah (problem solving).
Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki tahapan sebagai berikut: 1) Orientasi peserta didik terhadap masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, aktivitas yang akan dilakukan, dan permasalahan yang akan dibahas. 2) Mengorganisasikan peserta didik. Guru membantu peserta didik mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi. 3) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Peserta didik mengumpulkan informasi, melaksanakan eksperimen, dan menemukan ide untuk pemecahan masalah. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik menganalisis data yang terkumpul, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru dan peserta didik menganalisis dam mengevaluasi terhadap masalah yang dipresentasikan setiap kelompok.
Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL ini layak dijadikan praktik pembelajaran yang berorientasi HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis dan pemecahan masalah. Selain itu model pembelajaran PBL tidak sekedar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
Suwardi, S.Pd.SD
Guru SDN Wirun 04 Kec. Mojolaban Sukoharjo