Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta ketrampilan yang diperlukan. Pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis. Karena selalu menuntut adanya perbaikan yang terus menerus. Pendekatan dan strategi pembelajaranpun harus sesuai dengan materi ajar dan kemampuan siswa. Siswa dituntut aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,sedangkan guru berperan sebagai fasilitator sehingga akan mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.
Ilmu Pengetahuan sosial pada hakekatnya merupakan bidang studi yang sumbernya digali dari kehidupan yang nyata dimasyarakat sehingga mempunyai kekuatan untuk membangkitkan kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mencari solusi permasalahan sosial dimasyarakat. Dalam proses pembelajaran IPS harus memperhatikan kebermaknaan,terintegrasi, berlandaskan nilai, menantang dalam suasana aktif..
Dalam kenyataannya sebagian besar peserta didik menganggap bahwa pelajaran IPS dianggap pelajaran yang membosankan karena kurang menarik,hanya sekedar hafalan dan kurang memperhatikan penalaran. Hal ini juga terjadi pada kegiatan pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Slogohimo. Oleh karena itu membuat guru tergugah untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik. Model pembelajaran apakah yang bisa digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran IPS di kelas VIII A SMP Negeri 3 Slogohimo pada materi Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di Negara-Negara ASEAN KD 3.1?
Dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa pada materi Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di Negara – Negara ASEAN, maka guru perlu menerapkan model pembelajaran yang menarik sehingga materi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang selain dapat meningkatkan pemahaman siswa juga dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama antar siswa dalam belajar.Oleh karena itu maka guru menggunakan model pembelajaran Make a Match. Model pembelajaran ini adalah teknik mengajar dengan mencari pasangan menggunakan kartu-kartu.
Langkah-langkah dalam kegiatan Make A Match adalah guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik tentang negara-negara ASEAN untuk sesi review,satu bagian kartu soal dan satu bagian kartu jawaban. Kemudian siswa dibagi dalam kelompok dua kelompok. Guru kemudian membagikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban kepada kelompok tersebut. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Setiap siswa yang memegang kartu soal berpencar dan mencari kartu pasangan yang cocok dengan kartunya. Siswa yang sudah menemukan pasangan soal dan jawabannya dapat mempresentasikan ke depan kelas. Kemudian guru bersama dengan siswa menyimpulkan kebenaran dari pasangan kartu tersebut. Guru memanggil pasangan berikutnya sampai seluruh siswa melakukan presentasi. Guru dan siswa kemudian menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.
Make A Match ternyata bisa membuat kegiatan pembelajaran IPS di kelas VIII A SMP Negeri 3 Slogohimo dalam materi Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN pada KD 3.1 menjadi lebih menyenangkan. Peserta didik sangat tertarik dan lebih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketuntasan belajar terutama pada pelajaran IPS pun meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Make A Match menjadi salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kerjasama antar siawa,keaktifan dan ketuntasan peserta didik.
Oleh :
Etik Widyati,SE
Guru IPS SMP N 3 Slogohimo
Wonogiri