Proses pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membangun pengetahuan, keterampilan dan karakter siswa. Hal ini selaras dengan tujuan pelaksanaan kurikulum 2013, dimana siswa diharapkan mampu untuk belajar secara aktif dan kreatif.
Namun selama ini motivasi siswa dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Tlogomulyo, Temanggung belum maksimal, hal ini terbaca dari masih ada beberapa siswa yang belum memperlihatkan semangat dan motivasi dalam belajar sehingga tidak mencapai nilai ketuntasan minimal. Menurut Iskandar dalam Trinora (2015: 07) bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman.
Pembelajaran akan berhasil dengan baik, jika guru sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa tidak hanya mengajar secara konvensional, tapi harus bervariasi dalam metode, strategi, pendekatan maupun model pembelajaran.
Model pembelajaran sangat penting bagi guru agar dapat menyampaikan materi secara tepat sesuai sasaran dan tujuan. Model pembelajaran yang tepat akan memotivasi siswa untuk belajar, tidak jenuh dan mempermudah siswa untuk menyerap materi dengan baik. Dari sekian banyak model pembelajaran, salah satunya adalah model Problem Based Learning (PBL). PBL menurut Barraw (dalam Miftahul Huda.2013: 271) adalah pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah.
Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran. Jadi, fokusnya adalah pembelajaran siswa dan bukan pengajaran guru. Esesensi pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa agar mereka menyelidikinya.
PBL menggunakan masalah dunia nyata (kontekstual) supaya siswa belajar tentang cara berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan serta konsep esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk merangsang peserta didik berpikir tingkat tinggi dan bagaimana mereka belajar (Agus Suprijono, 2016: 202).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah, mula-mula guru memberikan penjelasan mengungkapkan nilai positif dari pluralitas masyarakat Indonesia, kemudian guru memberikan berbagai masalah aktual yang dihadapi siswa dengan cara tanya jawab. Siswa diberi kesempatan untuk ikut berfikir untuk dapat menemukan cara menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Selanjutnya guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai , melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, dimana siswa dapat mengumpulkan informasi melalui media internet, membaca buku atau sumber belajar lainnya. Langkah selanjutnya guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dengan laporan, model, dan berbagi tugas dengan teman, membantu siswa untuk mempersiapkan bahan presentasi, dan mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dalam kelompoknya, dan kelompok lain memberikan tanggapan.
Dan di akhir pelajaran siswa menyajikan hasil simpulan diskusi mereka pada media majalah dinding kelas dan guru selanjutnya mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari.
Dalam proses pembelajaran menggunakan PBL, interaksi siswa selama pembelajaran sudah menunjukkan bahwa pembelajaran berorientasi pada siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam mencari materi atau informasi yang terkait dengan penyelesaian masalah yang sesuai dengan materi pluralitas masyarakat Indonesia.
Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi, suasana kelas tidak membosankan dan memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar secara menyenangkan. Hal ini sesuai apa yang disampaikan Rizema (2013: 82) bahwa PBL sebagai model pembelajaran mempunyai kelebihan diantaranya siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajarinya.
Nuritta Hikmawati,S.E.
Guru IPS SMP Negeri 2 Tlogomulyo, Temanggung