Pendekatan Pembelajaran Atletik dengan Bermain

ROHMAD, S.Pd. Guru SDN Pegandon

Pendidikan atletik di Sekolah Dasar sangat membosankan,karena system pembelajaran yang masih konvensional baik dari model pembelajarannya ataupun media pembelajarannya. Maka dari itu sebagai seoarang guru dituntut untuk kreatif sehingga anak lebih termotivasi untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar.

Hasil tes praktek Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) tahun 2019/2020 diperoleh hasil penguasaan siswa kelas 3 SDN Pegandon  pada materi atletik (kombinasi gerak dasar lokomotor) hanya (58, 94 %), masih dibawah KKM yaitu 70. Rendahnya hasil penguasaan pembelajaran dari 35 siswa menunjukan bahwa 40,62% siswa yang memperhatikan pelajaran, 31,25% siswa yang tidak serius mengikuti pelajaran, 28,12% siswa yang tidak fokus terhadap pelajaran

Pendidikan atletik pada jenjang sekolah dasar adalah mengutamakan aktivitas jasmani serta mengutamakan kebiasaaan hidup sehat, sehingga pendidikan atletik disekolah berbeda dengan atletik yang dilakukan oleh orang dewasa untuk tujuan prestasi. Prinsipnya adalah pembinaan proses dan kebenaran gerak. Sehingga lebih berfungsi dan bertujuan untuk: a) pemenuhan minat untuk bergerak, b) pengenalan dasar-dasar gerak atletik dalam bentuk permainan, c) merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani (bertambahnya tinggi dan berat badan yang harmonis) serta perkembangan gerak, d) memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesegaran jasmani, e) membantu merehabilitasi kelainan gerak pada usia dini, f) menghindari rasa kebosanan, g) membantu menanamkan rasa disiplin, kerjasama, kejujuran, mengenal akan peraturan dan norma-norma lainnya, h) menangkal pengaruh buruk yang datangnya dari luar.

Baca juga:  Metode Sangkar Kata Tingkatkan Hafalan Bacaan á¹¢halat

Melihat peran sentral dari cabang atletik terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar, menuntut bagi seorang guru untuk dapat merencanakan, melaksanakan, evaluasi, menyelenggarakan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar, membantu anak didik dalam upaya memecahkan dan menyelesaikan masalah dalam aktivitas geraknya serta meningkatkan kreatifitasnya dengan berbagai modifikasi-modifikasi dalam proses pembelajaran penjaskes khususnya cabang atletik sehingga dapat menarik minat siswa untuk bergerak dan mengembangkan geraknya, mengingat bahwa setiap sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda dari segi penyediaan sarana dan prasarana pembelajarannya.


Menurut Yudha (2001:  6) bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Bermain yang dilakukan secara tertata, mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan siswa. Pendekatan bermain efektif karena dapat meningkatkan kemampuan kognitif,memenuhi persaan ingin tahu,kemampuan inovatih,kritis,dan kreatif, juga membantu mengatasi perasaan bimbang dan tertekan.Dengan merancang pelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain,anak belajar sesuai tuntutan taraf  perkembangannya.

Baca juga:  Evaluasi Menyenangkan melalui Kahoot

Pendekatan bermain pada umumnya diberikan untuk pra   sekolah, Taman kanak-kanak, dan anak usia SD. Dari pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa manusia memiliki kesenangan yang mendasar yaitu bermain. Karena manusia memandang manusia lain  bukan sebagai sumber informasi tapi sebagai hiburan. Jadi dalam hubungan sosial akan terjadi aktivitas yang menyenangkan seperti yang disebutkan permainan adalah perbuatan yang menyenangkan hati dilakukan dengan alat kesenangan atau tidak.

 Menurut Peneliti materi modifikasi pembelajaran atletik bagi kelas rendah (kelas 3) yang disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak-anak sekolah dasar dengan pendekatan keterampilan proses dan metode bermain yang menyenangkan dengan pengalaman gerak meliputi Pos I : Lomba lari/jalan ke depan, ke belakang dan ke samping dengan  membawa kolong, Pos II lomba lari/jalan angkat paha , tumit menyentuh pantat langkah dengan  rintangan ban bekas, Pos III: lomba lari/jalan dengan ujung kaki dengan  rintangan botol Plastik bekas , Pos IV lomba lari/jalan pada lintasan berkelok-kelok dengan rintangan botol Plastik bekas , Pos V Lomba  menirukan  katak dengan berlomba.

Baca juga:  Belajar Kimia Jadi Ceria dengan Game Pujasera

Tentunya masih banyak lagi   bentuk permainan yang bisa dikembangkan sesuai  dengan kreatifitas guru. Pada prinsipnya kegiatan belajar mengajar harus  menyenangkan sesuai perkembangan psikis maupun fisik anak didik.

ROHMAD, S.Pd.

Guru SDN Pegandon