Audiolingual Method, Tingkatkan Kemampuan Membaca Siswa

Eva Istiyani, S.S., S.Pd., M.Pd. Guru SDN 2 Bandungharjo, Donorojo, Jepara
Eva Istiyani, S.S., S.Pd., M.Pd. Guru SDN 2 Bandungharjo, Donorojo, Jepara

Keterampilan bahasa mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Semua keterampilan tersebut di atas mendukung seseorang untuk lebih terampil dalam menjalankan fungsi bahasa. Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka kemampuan literasi awal yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar adalah membaca karena berbicara sudah mereka kuasai sejak memasuki usia sekolah dasar.

Dengan membaca, siswa mampu mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dari sekitar. Membaca juga dibutuhkan untuk belajar, kesenangan, menggabungkan informasi, mengkritik sebuah bacaan, serta membaca untuk belajar menulis (Nation: 2009: 6). Oleh karena itu, kemampuan membaca siswa menentukan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan kemampuan membaca ini, guru dituntut untuk dapat membimbing siswa memahami sebuah bacaan.

Namun pada kenyataannya, kemampuan membaca siswa kelas rendah masih kurang. Di lingkup SD Negeri 2 Bandungharjo ditemukan banyak siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam  membaca bacaan berbahasa Indonesia.  Hal tersebut dibuktikan hanya 46 % siswa di kelas 2 yang mampu melampaui KKM 70.

Baca juga:  Youtube Tingkatkan Keterampilan Pengolahan Ikan dan Daging Pada Mata Pelajaran Prakarya

Masalah tersebut disebabkan oleh tema yang kurang menarik, kemampuan konsentrasi dan memahami kosakata rendah, kesulitan membaca kalimat panjang, serta siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Salah satu solusi yang dapat guru lakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa adalah dengan menggunakan Audio Lingual Method.

iklan

Metode tersebut mengedepankan proses drilling atau pengulangan dan pelafalan teks secara benar. Tujuan dari metode ini adalah membantu siswa untuk menggunakan bahasa secara efektif melalui percontohan yang nyata dari pemandu bahasa dalam hal ini guru di kelas (Larsen-Freeman 2000: 45). Setelah mendapatkan contoh nyata atau demonstrasi dari guru, diharapkan siswa mampu menirukan secara cepat dan tepat bahasa tersebut. Dalam hal ini guru berperan sebagai pengatur sekaligus pemandu bahasa di kelas.

Baca juga:  ”Rangking Satu” Tingkatkan Minat Belajar IPA

Lebih lanjut, Harmer (2007: 64) menjelaskan bahwa metode Audio Lingual merupakan bentuk adaptasi dari pandangan behaviorisme. Dengan menggunakan model stimulus – respon – penguatan, metode ini fokus pada proses berkelanjutan pembiasaan dan penguatan dalam pengajaran bahasa. Proses pembiasaan berkelanjutan dengan memberi contoh (stimulus) berupa demonstrasi dari guru ataupun siswa lain, akan direspon siswa dengan peniruan pengucapan sehingga sehingga akan dapat mengurangi tingkat kesalahan siswa saat membaca.

Guru kelas rendah sebagai pemandu bahasa memberikan pengetahuan awal yang menarik kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk mendorong siswa agar ingin mengetahui lebih dalam isi bacaan tersebut. Langkah berikutnya, guru membaca nyaring bacaan dan siswa mendengar dan mengamati tulisan yang ada di hadapan mereka. Setelah mendengar ucapan guru, siswa mengikuti bacaan guru per kalimat sesuai contoh yang diberikan oleh guru. Stimulus ini juga dapat berasal dari teman sejawat yang bergantian membaca. Dengan membaca menirukan ucapan guruatau teman sejawat tersebut, siswa mampu mengucapkan dan membaca bacaan dengan nyaring dan lancar.

Baca juga:  Scramble Tingkatkan Keaktifan Belajar Bahasa Indonesia

Melalui kegiatan latihan ini, diharapkan siswa mampu menirukan dan mengenal bentuk tulisan dengan baik. Setelah itu, diharapkan siswa mampu membaca nyaring bacaan dan akhirnya memahami isi bacaan dengan cara menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Apabila siswa mampu melafalkan tulisan dengan baik dan memahaminya dalam bentuk tulisan maka selanjutnya siswa mampu menuangkan ide pikiran mereka dalam bentuk tulisan. Dengan metode Audio lingual ini guru sebagai pemandu bahasa dapat membantu siswa meningkatan kemampuan membaca siswa sekaligus mencapai hasil belajar maksimal.

Oleh: Eva Istiyani, S.S., S.Pd., M.Pd.

Guru SDN 2 Bandungharjo, Donorojo, Jepara

iklan