Dampak globalisasi yang begitu hebat memang mampu membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa padahal pendidikan karakter salah satu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak dari berbagai peristiwa saat ini mulai dari tawuran antar pelajar, pengrusakan fasilitas pendidikan, kenakalan remaja, sampai pembunuhan sesama pelajar telah menunjukkan betapa rendahnya karakter dari diri bangsa Indonesia. (Masnur Muslich,2011).
Di dalam Islam, Shalat merupakan perintah agama yang wajib di lakukan baik laki-laki maupun perempuan yang sudah baligh. Hal itu tertera dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 43 yang artinya “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”. Makna dari ayat tersebut adalah hendaknya kalian shalat bersama-sama dengan orang-orang yang mengerjakan shalat (shalat berjamaah).
UU No.2 Tahun 2003 Tentang Sitem Pendidikan Nasional (SIKDIKNAS), dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Oleh karenanya setiap tenaga pendidik yang berada di lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk kepribadian peserta didik, seperti guru kelas yang berada di lembaga pendidikan dasar yang ikut mengimplementasikan pendidikan yang beriorentasikan pada pembentukan karakter peserta didik.
Sholat berjamaah adalah bagian dari pendidikan karakter yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah. Dalam sholat jamaah itu sebenarnya ada pendidikan kedisiplinan dimana peserta didik harus tepat waktu. Dalam sholat berjamaah itupun ada waktu waktu bertemu antara guru dan peserta didik, sehingga memudahkan guru untuk memberikan motivasi.
Hal itu senada dengan proses pembiasaan yang diterapkan dalam lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Jepara. Salah satu pembiasaan yang berorientasi pembentukan karakter positif peserta didik adalah shalat Dhuha dan shalat Dzuhur secara berjamaah. Tujuannya tiada lain sebagai pembentukan karakter positif anak di antaranya disiplin waktu.
Waktu pelaksanaan Shalat dhuha berkisar pukul 07.30 WIB yang di awali dengan pembacaan Asmaul Husna secara bersama-sama, mulai dari kelas satu sampai dengan kelas enam yang berjumlah 430 peserta didik. Begitu juga shalat dzuhur yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai yaitu sekitar pukul 12.30.
Pembiasaan-pembiasaan shalat berjamaah seperti ini sangat di perlukan sebagai pembiasaan karena usia anak Madrasah Ibtidaiyah (sekitar umur 6-12 tahun) merupakan tahap penting bagi pelaksanaan pendidikan karakter, bahkan hal yang fundamental bagi kesuksesan perkembangan karakter peserta didik. Anak Sekolah Dasar mengalami perkembangan karakter peserta didik. Anak Sekolah Dasar mengalami perkembangan fisik dan motorik tak terkecuali perkembangan kepribadian, watak emosional, intelektual, bahasa, budi pekerti dan moralnya yang bertumbuh pesat (Sigit Dwi, 2007),
Dalam rangka mengimplementasikan Pendidikan Karakter di madrasah, maka guru sebagai pendidik dituntut untuk memantapkan pemahaman dan aksi nyata dalam pengelolaan proses pembelajaran khususnya pada peseta didik di madrasah. Shalat berjama’ah memiliki dampak yang baik bagi peserta didik dan guru dalam membentuk karakter siswa untuk lebih baik dan dapat memiliki karakter yang disiplin.
Shalat berjamaah banyak nilai-nilai pendidikan yang sangat besar manfaatnya. Oleh karena itu, shalat berjamaah dirasa perlu dilakukan secara teratur dalam setiap hari terutama dilakukan dalam lingkungan madrasah akan membawa dampak positif pada diri peserta didik.
Choerotunnisak, S.Pd.I
Guru MI Negeri 1 Jepara