Pembelajaran saat ini diharapkan lebih menekankan pada keaktifan siswa atau berpusat pada siswa (student centered). Materi tidak lagi menjadi satu-satunya orientasi dalam pembelajaran, namun masih ada penanaman karakter, ketrampilan abad 21 maupun literasi. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa para guru harus mampu menyiapkan proses pembelajaran yang menfasilitasi 3 aspek tersebut dalam pembelajaran.
Kualitas pembelajaran akan sangat ditentukan oleh guru, mulai dari persiapan proses pembelajaran. Persiapan disini diantaranya adalah menentukan karakteristik materi yang akan disampaikan dan model atau metode pembelajaran bagaimanakah yang sesuai untuk mengajarkan materi tersebut. Ditambah pula bagaimana pembelajaran yang didesain dapat mengintegrasikan pendidikan karakter, ketrampilan abad 21 dan literasi.
Barber-Q (gambar berbantuan QRcode) merupakan inovasi model pembelajaran picture and picture yang penulis lakukan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, sekaligus mengintegrasikan karakter kerja sama (kolaborasi), komunikasi dan literasi. Picture and picture merupakan salah satu model dalam pembelajaran kooperatif (kooperatif learning). Menurut Slavin dalam Rusman (2010) pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang meningkatkan siswa untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Interaksi aktif disini tentunya akan mengembangkan ketrampilan siswa dalam bekerja sama dan berkomunikasi antarsiswa.
Selain itu, menurut Arsyad (2014) media merupakan alat komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, penulis menilai penggunaan media kartu gambar dalam picture and picture akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi biologi yang penulis ajarkan.
Pembelajaran menggunakan Barber-Q penulis lakukan pada pembelajaran biologi kelas XI SMA Negeri 1 Purworejo pada materi sistem koordinasi. Langkah pembelajaran yang dilaksanakan, pertama guru memberikan pertanyaan/masalah. Kedua, guru memberikan beberapa kartu gambar kepada masing-masing kelompok dimana gambar tersebut harus diurutkan untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah disampaikan guru di awal. Langkah ketiga, guru dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi urutan gambar yang benar.
Setelah siswa mengetahui urutan gambar yang benar, maka siswa akan mendalami materi lebih lanjut terkait gambar tersebut dengan bantuan QR code yang terdapat dibalik tiap kartu gambar. Kode QR (QR code) ini menunjukkan alamat laman (web address) yang mengarah pada materi yang harus dipelajari siswa. Disinilah maksud eksplorasi terbimbing yang penulis lakukan. Kode QR ini bertujuan untuk membimbing siswa dalam melakukan literasi digital. Harapannya siswa tidak banyak membuang waktu mengekplorasi sendiri materi di internet dan mengurangi kesalahan siswa dalam mengambil sumber belajar yang salah di internet. Dalam melakukan eksplorasi terbimbing dengan QRcode, penulis sebelumnya telah menyiapkan sumber belajar berupa materi di blog penulis sehingga siswa bisa memperoleh secara lengkap materi yang harus dipelajari.
Langkah terakhir dalam pembelajaran ini, guru melakukan post-tes untuk mengetahui penguasaan materi siswa dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Informasi tentang post-tes ini sudah penulis sampaikan sejak awal pembelajaran sehingga siswa lebih serius selama proses pembelajaran. Selain itu untuk meningkatkan motivasi, post-tes dilakukan dengan permainan yang menantang yaitu menggunakan permainan online Kahoot.
Berdasarkan pengalaman penulis, pembelajaran dengan Barber-Q ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada materi sistem koordinasi yang penulis ajarkan di kelas XI semester genap. Selain itu, model pembelajaran ini juga meningkatkan antusiasme siswa, bekerja sama dalam kelompok, meningkatkan interaksi komunikasi siswa serta mengembangkan budaya literasi.
Oleh : Trisni Atmawati, M.Si.
Guru Biologi SMAN 1 Purworejo