Guling Depan Jadi Mudah, dengan Bola Karet

Yulianto, S.Pd Guru PJOK SD Negeri Rowobranten Kecamatan Ringinarum
Yulianto, S.Pd Guru PJOK SD Negeri Rowobranten Kecamatan Ringinarum

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan  melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional, ( Bucher, 1979). Mulyaningsih dkk (2010, hlm. 27) mengemukakan bahwa  senam lantai merupakan cabang olahraga yang mengandalkan kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelenturan dan ketepatan gerak tubuh . Satu dari sekian materi penjasorkes yang sulit dipraktekkan oleh peserta didik, terutama kebanyakan oleh siswa putri yaitu materi guling depan. Senam lantai guling depan menurut Mahendra (2001, hlm. 211) adalah gerak berguling yang halus dengan menggunakan tubuh bagian tubuh yang berbeda untuk kontak dengan lantai, dimulai dari kedua kaki, kedua tangan, ke tengkuk, lalu ke bahu, ke punggung, pinggang dan pantat sebelum akhirnya ke kaki kembali.

Materi kelas II Tema V Pengalamanku Sub Tema II Pembelajaran II adalah gerak dominan putaran (Guling depan). Dari 18 siswa kelas II di SD Negeri Rowobranten Kecamatan Ringinarum, sebanyak 28 % tidak bisa mempraktekkan guling depan dengan benar . Dari jumlah tersebut , 75 % di antaranya adalah siswa perempuan. Setelah konfirmasi dengan anak, ada beberapa faktor penyebab diantaranya; takut sebelum mencoba, berat badan berlebihan dan belum menguasai teknik dasar. Berat badan tidak berlebihan menyebabkan perasaan takut melakukan kesalahan gerakan dan terjadi cidera, lebar tumpuan tangan serta bagian ubun – ubun yang di tempelkan ke matras membuat posisi tubuh tidak membulat, sehingga tubuh tidak bisa menggelinding dengan sempurna. Oleh karena itu arah putaran tubuh cenderung tidak lurus ke depan, malah selalu kesamping.

Baca juga:  Critical Incident Tingkatkan Motivasi Menulis Deskripsi

Penanaman pemahaman tentang teknik dasar senam lantai guling depan juga harus tersampaikan dengan baik. Dengan adanya permasalahan tersebut, kita sebagai pendidik harus mampu berkreasi untuk  menemukan solusi. Pada tahap ini metode dan media pembelajaran  sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Pemilihan metode pembelajaran seyogyanya disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa. Media pembelajaran harus menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang membuat siswa antusias dan mampu memaksimalkan potensi dirinya. Agar mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai harapan, maka diperlukan  Pemanfaatan benda-benda disekitar kita sebagai media, diantaranya bola karet. Tujuannya adalah siswa berusaha mempertahankan bola di perut agar tidak terjatuh dan otomatis akan membentuk tubuh siswa membulat. Selain itu siswa akan focus pada mempertahankan bola sehingga mereka tidak sadar sedang mempraktekkan guling depan sehingga akan menghilangkan rasa takut untuk mencoba.

Baca juga:  Membangun Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Agama

Setelah berdiri tegak, tempatkan bola karet di perut. Sambil tangan bertumpu di matras, tahan bola di perut jangan sampai terjatuh. Tengkuk di tempelkan ke matras sebagai tumpuan selanjutnya, kaki menolak dan menggulingkan badan ke depan. Sikap akhir dari gerakan ini adalah jongkok. Dengan menggunakan media bola karet, hasil belajar siswa materi guling depan kelas 2 SD Negeri Rowobranten Kecamatan Ringinarum  mengalami peningkatan. Sebanyak 88 % siswa dapat mempraktekkan gerakan guling depan dengan baik. Sedangkan 12 % masih membutuhkan bimbingan lanjutan. Sistem kurikulum menutut siswa untuk mampu mempraktekkan guling depan dengan baik di tengah kondisi mempunyai kemampuan psikomotor yang cenderung berbeda. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran dengan baik dan media bola karet menjadi salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempraktekkan materi senam lantai guling depan.*


Baca juga:  STEAM dalam Kurikulum 2013 Jenjang SD

 

Yulianto, S.Pd

Guru PJOK SD Negeri Rowobranten

Kecamatan Ringinarum