Pembelajaran dititikberatkan pada aktivitas peserta didik sehingga pembelajaran bukan lagi proses transfer ilmu pengetahuan melainkan proses menemukan ilmu pengetahuan. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mencari, mengolah, mengomunikasikan, dan menggunakan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya. Pembelajaran juga diarahkan pada kerja kelompok untuk menumbuhkan sikap kerja sama, saling menghormati, dan tanggung jawab. Selain itu dengan kerja kelompok, kemampuan berkomunikasi peserta didik diasah, sehingga peserta didik terampil berbicara di depan khalayak dengan berbekal data dan fakta.
Permasalahan yang guru hadapi di kelas pada saat kegiatan pembelajaran khususnya di kelas IX B SMP Negeri 1 Kismantoro Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 adanya peserta didik yang kurang aktif di dalam kegiatan kelompok. Mereka hanya pasrah pada anggota kelompok yang lain. Permasalahan lain yaitu adanya kebosanan anggota kelompok saat presentasi karena menganggap tema yang mereka presentasikan sama. Dengan kondisi demikian, proses pembelajaran menjadi tidak kondusif dan hasil belajar mereka kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari prosentase peserta didik yang mencapai KKM sebesar 53,13% pada Bab Kemagnetan dan Pemanfaatannya.
Untuk mengatasi permasalahan di atas guru menerapkan pembelajaran kontekstual dan Jigsaw (Koji) pada Kompetensi Dasar (KD) 3.7 Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya dalam kehidupan manusia dan KD 4.7 Membuat salah satu produk bioteknologi konvensional yang ada di lingkungan sekitar. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi dengan situasi nyata peserta didik (Nurhadi:2003 dalam Asih Widi Wisudawati: 2014). Alasan pemilihan model pembelajaran kontekstual karena di lingkungan sekitar peserta didik terdapat usaha kecil yang memanfaatkan bioteknologi pangan sehingga diharapkan peserta didik lebih tertarik untuk memelajari fenomena IPA di lingkungan tempat tinggalnya. Sedangkan Jigsaw dipilih untuk menanamkan sikap tanggung jawab setiap peserta didik agar tidak bergantung pada teman yang aktif. Jigsaw juga menjadi alasan guru untuk mengatasi kebosanan peserta didik ketika kegiatan presentasi. Model pembelajaran Jigsaw mampu mengoptimalkan interaksi antara peserta didik satu dengan yang lain, interaksi dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar yang ada (Asih Widi Wisudawati: 2014).
Langkah pembelajaran Koji ini mula-mula peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok dengan anggota masing-masing 4 peserta didik. Kemudian masing-masing peserta didik berkumpul dengan anggota kelompok lain membentuk tim ahli yang beranggotakan masing-masing 4 peserta didik juga. Kelompok ahli 1 dan 2 mendapat tema produk bioteknologi tape singkong, kelompok 3 dan 4 produk tape ketan, kelompok 5 dan 6 produk tempe, kelompok 7 dan 8 produk donat. Setelah itu, kelompok ahli bertugas belajar cara membuat produk, memraktikkannya serta membuat laporan. Pada pertemuan selanjutnya, mereka kembali ke kelompok asal untuk memresentasikan masing-masing tugas belajarnya kepada anggota kelompok yang lain. Dalam kegiatan ini mereka saling bertukar pengalaman belajar dan tanya jawab.
Proses pembelajaran dengan cara ini menunjukkan hasil yang memuaskan. Peserta didik antusias dan termotivasi dalam pembelajaran. Peserta didik yang mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 78,13%. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran Kontekstual dan Jigsaw (Koji) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX B SMP Negeri 1 Kismantoro Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 pada materi Bioteknologi.
Oleh:
Kentik Fredayanni, S.Pd.
Guru IPA SMP Negeri 1 Kismantoro
Kabupaten Wonogiri