“TTW” Tingkatkan Menulis Karangan Pendek

Meinar Widyaningsih, S.Pd Guru SD Negeri 4 Kemloko Kec. Kranggan Temanggung      

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diajarkan pada setiap jenjang sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, sampai ke perguruan tinggi.  Pedoman pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran ini mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI SD Negeri 4 Kemloko, khususnya kemampuan menulis peserta didik terlihat lebih rendah dibandingkan kemampuan aspek lainnya. Dari  aspek menulis, kesulitan terbanyak peserta didik menulis karangan bahkan hanya menulis karangan pendek yang sederhana. Menurut Pranoto (2004: 9) menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Dalam menulis karangan, tentu didahului dengan menulis kalimat per kalimat, dimana kalimat tersebut dapat disambungkan sehingga padu dan akhirnya menjadi karangan yang utuh.  Salah satu cara meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis karangan pendek sederhana yaitu menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write atau TTW.

Baca juga:  Tingkatkan Kepercayaaan Diri Siswa dengan Sentuhan Kasih

Model pembelajaran kooperatif  tipe Think Talk Write  (TTW) diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin. Pada dasarnya pembelajaran ini dibangun melalui proses berfikir (think), berbicara (talk), dan menulis (write). Model pembelajaran kooperatif  “Think Talk Write” (TTW) dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah. Alur kemajuan pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog  dengan dirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis (Yamin dan Ansari, 2012: 84). Untuk memulai pembelajaran ini guru membagi kelas dalam beberapa kelompok dan membagi lembar diskusi siswa yang memuat tugas siswa serta prosedur pelaksanaannya. Kemudian masuk tahap pertama (think) peserta didik ditugaskan untuk memikirkan sebuah tema yang akan dijadikan sebagai karangan. Tema bisa diambil dari kegiatan sehari-hari. Dari tema yang telah dipilih tadi, peserta didik mulai membuat kerangka karangan kemudian mengembangkan kerangka menjadi paragraf. Pada tahap kedua (talk), peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas kalimat demi kalimat dalam paragraph yang telah disusun. Siswa saling menukarkan paragraf yang telah dibuat untuk di diskusikan, sehingga kalimat yang disusun dikoreksi secara berkolaborasi. Selanjutnya tahap yang terakhir (write), siswa menyusun sendiri paragraf yang telah dikoreksi tadi. Di sini, guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.

Baca juga:  Siswa Nakal di Sekolah Salah Siapa ?

            Hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Ninit Alfianika  pada tahun 2014 menunjukkan bahwa metode pembelajaran TTW efektif digunakan untuk menulis cerpen siswa SMA N 1 Pianan. Selain itu penelitian dari Anis Widaningsih pada tahun 2018 membuktikan   metode TTW dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD N 80/I Muara Bulian.


Berarti dengan model pembelajaran ini peserta didik terdorong untuk saling bekerja sama menstrasfer kemampuannya, sehingga model pembelajaran kooperatif tipe “Think Talk Write” atau TTW dapat meningkatkan siswa dalam menulis karangan pendek sederhana.

Oleh : Meinar Widyaningsih, S.Pd

Guru SD Negeri 4 Kemloko Kec. Kranggan Temanggung