Pendidikan merupakan salah satu kunci dalam pembentukan karakter seseorang. Menurut Dr. Thomas (1992) pendidikan berbasis karakter adalah upaya yang dilakukan pendidikan untuk membantu anak didik supaya mengerti, memperdulikan, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika. Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, tidak hanya untuk menjadikan insan bangsa yang cerdas, tetapi juga membentuk karakter nilai luhur bangsa dan agama.
Karakter bangsa merupakan kualitas SDM. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak dini serta berkelanjutan. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh terpadu dan seimbang sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Sekolah Dasar merupakan masa-masa yang paling tepat untuk menanamkan pendidikan karakter. Karakter anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar tempat anak tinggal.Untuk itu diperlukan kerjasama semuanya. Dewasa ini kondisi karakter peserta didik di sekolah masa sekarang sangatlah memprihatinkan, membuat kita miris. Bisa kita ambil contoh di sekolah, saat anak ditegur oleh guru kerena mereka melakukan kesalahan, meraka malah cenerung melawan kepada guru dengan tindakan-tindakan yang kurang pantas. Selain itu, juga dapat dilihat saat anak SD bergaul dengan teman sebayanya di sekolah, anak juga cenderung mengeluarkan ucapan-ucapan kasar yang kurang enak di dengar ,bila berpergian jarang yang menyalami atau berpamitan dengan orang tuanya, atau bahkan memanggil kakak atau orang yang lebih tua hanya dengan sebutan nama saja.
Bagaimana nantinya nasib Negara ini bila moral yang dimiliki oleh generasi penerus bangsa buruk ? Buruknya karakter peserta didik dikarenakankurangnya penanaman karakter yang baik dari orang tua atau keluarga maupun dari guru di sekolah,perkembangan teknologi imformasi yang cepat dan tingginya dampak negatif arus globalisasi. Karakter anak yang buruk tersebut harus segara di ubah oleh guru maupun keluarga dan lingkungan. Guru sebagai seorang pendidik sudah seharusnya mengarahkan dan membimbing anak untuk merubah sikap yang kurang baik menjadi lebih baik lagi. Cara sederhana yaitu menerapkan budaya 5 S “Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun.”
senyum, menggerakkan sedikit raut muka serta bibir
salam, salam yang dilakukan dengan ketulusan mampu mencairkan suasana kaku, megucapkan salam menurut agama dan kepercayaan masing-masin. Sapa, tegur sapa ramah yang kita ucapkan membuat suasana menjadi akrab dan hangat, sehingga lawan bicara kita merasa hargai. Sopan, bertingkah laku yang membuat orang lain dihargai dan dihormati. Santun, orang-orang yang mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya, untuk menghargai orang lain.
Untuk mengubah karakter peserta didik di SDN 5 Tubanan selalu membudayakan 5 S dilakukan dengan cara : Memberi contoh terlebih dahulu sebelum diterapkan ke peserta didik,Mensosialisasikan budaya 5 S kepada peserta didik, Tulisan budaya 5 S yang mudah dibaca oleh semua warga sekolah, Implementasikan dalam kehidupan sehari hari di sekolah
Budaya 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) di sekolah merupakan cita-cita iklim dan budaya yang diterapkan di lingkungan SD Negeri 5 Tubanan. sehingga menjadikan pribadi menawan bagi warga sekolah kami. Dalam pembentukan karakter siswa melalui penerapan pendidikan berbasis karakter khususnya dengan membudayakan budaya 5S di SDN 5 Tubanan, diharapkan seluruh pihak-pihak terkait turut berpartisispasi untuk membantu dan mendukung serta mengimplementasikan budaya 5S ini, menjadi karakter pribadi menawan di SDN 5 Tubanan.
Joelickah,S.Pd
Kepala SDN 5 Tubanan