JATENGPOS.CO.ID, MAGELANG – Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Kabupaten Magelang melaksanakan program lumbung pangan untuk membantu rumah tangga tidak mampu yang terdampak kebijakan pembatasan sosial dan fisik akibat pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
“Nanti disalurkan kepada rumah tangga tidak mampu terdampak kebijakan pembatasan sosial,” kata Ketua Lazismu Kabupaten Magelang Imron Rosidi dala keterangan tertulis diterima di Magelang, Jawa Tengah, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa melalui program lumbung pangan, Lazismu Kabupaten Magelang mulai mengumpulkan bahan pokok, antara lain beras, tepung, minyak goreng, gula, mi instan dan lauk pauk yang selanjutnya dikemas dalam bentuk paket untuk disalurkan kepada mereka yang paling terdampak pandemi tersebut.
Lazismu Kabupaten Magelang menerima donasi dalam bentuk barang kebutuhan pokok maupun uang. Donasi berupa uang akan dibelanjakan bahan kebutuhan pokok, sedangkan bantuan berupa barang selain kebutuhan pokok akan dilelang dengan hasil penjualannya dibelanjakan bahan kebutuhan pokok.
Ia mengatakan masyarakat yang akan memberikan donasi bisa menghubungi nomor 0858 0061 4445 atau 0813 8179 5887.
“Saatnya saling tolong-menolong dan gotong royong untuk meringankan beban hidup di antara sesama, mari berzakat, berinfak, dan bersedekah, Lazismu siap menerima dan menyalurkannya kepada masyarakat yang berhak dan membutuhkannya,” katanya.
Ia menyebutkan bahan kebutuhan pokok sebagai kebutuhan yang langsung untuk memenuhi kelangsungan hidup masyarakat paling terdampak pandemi virus.
“Oleh karenanya dalam kondisi dan situasi apapun bahan pangan harus terjamin kesediaannya,” kata dia.
Ia mengatakan pandemi COVID-19 bukan hanya menyangkut sektor kesehatan akan tetapi berdampak terhadap sektor lainnya, termasuk ekonomi.
Selain pemerintah, katanya, masyarakat sipil juga harus bersama-sama memperkuat solidaritas untuk mencari solusi atas dampak pandemi itu.
Di tengah menurunnya daya beli masyarakat, kata dia, setiap rumah tangga perlu mendapatkan jaminan dalam hal akses bahan pangan yang sesuai standar kebutuhan konsumsi dan memiliki kandungan gizi yang cukup.
Ia menjelaskan kebijakan pembatasan sosial, seperti imbauan kepada warga untuk bekerja dan beraktivitas dari rumah, mengakibatkan berkurangnya mobilitas masyarakat yang akhirnya berdampak melemahnya perekonomian.
Sektor jasa transportasi, pariwisata, dan industri rumah tangga, katanya, menjadi contoh sektor kehidupan yang terdampak pandemi.
Bahkan, kata dia, ada pula pemutusan hubungan kerja bagi karyawan oleh beberapa perusahaan.
Ia menjelaskan realitas tersebut mengakibatkan banyak kalangan masyarakat akhirnya berkurang atau bahkan kehilangan pendapatan.
Ia menjelaskan upaya menyelamatkan kehidupan melalui pembatasan sosial dan fisik untuk mencegah penularan COVID-19 memang harus dilakukan, sedangkan dampak ekonomi dari kebijakan tersebut harus menjadi perhatian dan pemikiran bersama-sama untuk jalan keluarnya. (fid/ant)