Terjadi Penambahan Dua Kali Lipat, Walkot Semarang Pertimbangkan PSBB

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan skema normal baru atau “new normal” di Ibu Kota Jawa Tengah ini mundur dari waktu yang dijadwalkan. Pasalnya, pihaknya masih menunggu tren pasien positif COVID-19 bisa dikendalikan.

“Kalau tingkat penularannya di bawah 1 ya kita jalankan ‘new normal’,” kata Wali Kota Semarang di Semarang, kemarin.

Namun, lanjut dia, jika tingkat penularan atau RO tidak bisa di bawah 1 maka bisa saja pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) diperpanjang, bahkan bisa pula dilaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Pemkot Semarang sendiri berencana memulai “new normal” pada 8 Juni 2020, usai PKM tahap 2 selesai dilaksanakan.

iklan

Namun, ia mengatakan, telah terjadi penambahan 41 kasus positif baru COVID-19 dalam 10 hari terakhir di Semarang.

Baca juga:  Jateng Mulai Siapkan New Normal di Lingkungan Pemerintahan dan Swasta

“Terjadi penambahan 41 kasus positif baru COVID-19 dalam 10 hari terakhir di Semarang. Peningkatan kasus baru terjadi menjelang Lebaran dan mencapai puncaknya pada 28 Mei 2020,”ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, kesiapan Kota Semarang dalam melaksanakan “new normal” sangat bergantung pada tingkat ketertiban masyarakat dalam menjalankan SOP kesehatan.

“Perlu upaya bersama, perlu pengorbanan bersama, perlu saling mengingatkan,” katanya.

Hendi menekankan, dengan semakin banyaknya masyarakat yang tidak tertib dalam masa PKM, maka Ro di Kota Semarang akan semakin sulit dikendalikan. Dengan demikian, kemungkinan menjalankan New Normal pada tanggal 8 Juni 2020 akan semakin jauh.(udi)

iklan