Sekarang ini lagu daerah yang dinyanyikan di lingkungan sekolah sudah jarang didengar, bahkan hampir punah. Kepunahan tersebut dibarengi dengan pesatnya perkembangan teknologi yang bisa saja membumi hanguskan budaya lokal yang telah berkembang secara turun temurun pada jamannya. Hal ini dapat berakibat banyak siswa yang hanya tau nama lagunya, namun tidak dapat menyanyikannya.
Melihat latar belakang tersebut, lalu upaya apakah yang dapat dilakukan sebagai pendidik agar ancaman kepunahan lagu daerah tersebut tidak terjadi ? Salah satu diantaranya yaitu, dengan membudayakan, membangkitkan, mengenalkan, dan menyanyikan kembali lagu daerah tersebut, karena didalam lagu daerah tersebut terkandung makna yang sangat dalam dan dinilai masih tetap relevan dengan gerakan moral dan revolusi mental yang sedang digalakkan terutama dalam bidang pendidikan.
Adapun contoh lagu daerah antara lain : Suwe ora jamu, Gundul-gundul pacul, Ilir-ilir, Gambang suling, Jamuran, Padhang wulan, Dondong opo salak, Cublak-Cublak Suweng, dan masih banyak lagi lagu daerah yang lain. Adapun maksud dan tujuan dengan menyanyikan lagu daerah tersebut, yaitu 1). Melestarikan budaya daerah, 2). Menambah pengetahuan berbagai lagu daerah, 3). Supaya lagu daerah tidak musnah, 4). Mengenalkan kekayaan budaya lokal , 5). Dengan menyanyikan lagu daerah kita menjadi pribadi yang cinta terhadap tanah air.
Lagu Daerah adalah salah satu materi yang diajarkan di SMAN 2 Kudus pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan kelas X MIPA 1 Tahun Ajar 2020/2021 Bab kekayaan budaya lokal non benda. Lagu daerah ini memberikan ruang bagi murid untuk menunjukkan bakat seni menyanyi dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. Dengan menyanyikan lagu daerah, siswa dapat menyalurkan bakat dan hobi menyanyi sekaligus melestarikan lagu daerah yang sudah mulai dilupakan. Lewat lagu daerah tersebut, para siswa diajak untuk mengembangkan bakat seni dan berkompetisi secara sehat.
Sebagai contoh lagu daerah yaitu Jaranan. Lagu Jaranan berasal dari Jawa Tengah, diciptakan oleh Ki Hadi Sukatno. Biasanya lagu ini menjadi pengiring anak-anak bermain jaranan (kuda-kudaan) yang biasanya terbuat dari anyaman bambu atau kulit. Lagu jaranan mengajarkan nilai-nilai untuk hormat dan santun kepada atasan, orang yang lebih tua, atau berkedudukan lebih tinggi. Selain itu juga mengajarkan sifat kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama dengan orang lain.
Dengan menyanyikan lagu daerah tersebut, anak-anak akan tertarik, terhibur, dan tertantang kembali terhadap materi pembelajaran, begitu pula kita sebagai pendidik dapat memberikan pesan-pesan moral sebagai penanaman budi pekerti, penanaman karakter yang baik melalui lagu daerah tersebut.
Hanidyah Sukmawati, S.Kom
Guru SMAN 2 Kudus