Aktifkan Minat Belajar Siswa dengan Komta

M. Isna Koirul M., S.PdI. M.PdI. Guru SMP Negeri 1 Tirtomoyo Wonogiri
M. Isna Koirul M., S.PdI. M.PdI. Guru SMP Negeri 1 Tirtomoyo Wonogiri

Salah satu ciri pendidikan agama islam adalah ceramah. Metode ceramah dilakukan dalam rangka penyampaian informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Metode ini tentu kurang tepat jika digunakan pada pembelajaran kompetensi dasar tentang ilmu tajwid. Kompetensi dasar pada bab ini akan sulit dipahami siswa jika siswa hanya mendengarkan saja. Siswa akan mengalami kejenuhan. Hal ini dapat berdampak pada menurunnya minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kurangnya minat siswa dalam sebuah pembelajaran menjadi kendala yang harus dicari solusinya.

Dari permasalahan tersebut, seorang guru dituntut profesionalismenya dalam mengelola pembelajaran. Guru harus dapat memunculkan strategi belajar aktif. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Zaini (dalam Hisyam dkk., 2005: xvi) bahwa “Strategi belajar aktif adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif”. Untuk itu, dalam proses belajar mengajar membutuhkan berbagai pendukung, misalnya dari sudut siswa, guru, situasi belajar, program belajar dan dari sarana belajar. Penyajian pembelajaran harus disajikan dengan baik, dimulai dari membuka sampai menutup pelajaran. Pembelajaran tidak hanya sekedar mentransfer ilmu, tetapi juga bisa mengembangkan ketrampilan dan karakter siswa.

Baca juga:  Tingkatkan Minat Belajar Peserta Didik Melalui Permainan Wordwall

Dalam pembelajaran KD memahami ilmu tajwid tentang hukum bacaan Mad pada pembelajaran Al-Qur’an kurang tepat jika menggunakan berceramah. Perlu sebuah metode yang inovatif disertai alat atau media pembelajaran yang menarik agar diminati siswa. Siswa makin bersimpati terhadap pelajaran agama jika dalam pembelajaran siswa dilibatkan dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menumbuhkan minat dan keaktifan siswa. Mulai dari pemilihan model dan metode ajar serta pemilihan media pembelajaran yang tepat. Salah satu inovasi dalam pembelajaran KD ini adalah penggunaan media pembelajaran berupa dua lingkaran yang dibuat sedemikian rupa seperti kompas yang disebut komta.

Komta adalah singkatan dari Kompas Tajwid. Alat peraga ini berupa dua lingkaran yang dijadikan satu diberi identitas dan beberapa keterangan tentang bacaan Mad. Komta digunakan untuk media pembelajaran bab Al-Qur’an tentang hukum bacaan mad. Media pembelajaran komta dapat menumbuhkan minat dan keaktifan belajar siswa. Karena siswa ikut terlibat mengamati sehingga muncul pemahaman. Siswa mengidentifikasi sehingga dapat memilah macam-macam nama mad dan bisa mencoba dengan benar dalam penerapannya. Memunculkan keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan pengalaman yang tak akan terlupakan dan mudah diingat oleh siswa.


Baca juga:  Pembelajaran Drill dengan “Typing Master” Tingkatkan Ketrampilan Mengetik 10 Jari

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media komta sebagai berikut: 1) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. 2) Sebelum pembelajaran guru memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi pentingnya belajar materi ini. 3) Guru menyiapkan media pembelajaran berupa komta. 4). Tiap kelompok mengirim satu utusan untuk memperhatikan secara seksama tata cara menggunakan alat komta dengan baik dan benar. 5) Setelah itu masing-masing utusan menyampaikan hasil pengamatan kepada anggota kelompoknya yang kemudian tiap kelompok akan mempraktikkan dan mengidentifikasi kandungan bacaan pada sebuah ayat Al-Quran. 6) Guru mengevaluasi masing-masing kelompok dan memberikan reward berupa penghargaan tambahan nilai bagi yang paling banyak dan benar dalam mengidentifikasi bacaan mad.

Baca juga:  Tingkatkan Keaktifan Belajar Fisika dengan Jigsaw

Dalam proses pembelajaran siswa begitu bersemangat dan aktif karena mereka harus benar-benar paham bagaimana mempraktekkan hukum bacaan mad pada saat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Keaktifan dan minat mereka tampak dari kebersamaan mereka dalam mengidentifikasi dan melafadzkan ayat. Pembelajaran memakai media komta dirasakan siswa begitu menyenangkan sehingga mudah dipahami. Hal ini dikarenakan siswa ikut berperan aktif dan merasakan pembelajaran tersebut. Pembelajaran seperti ini juga menguatkan beberapa karakter siswa, yaitu tanggung jawab, kerjasama, aktif, dan kompetitif.

M. Isna Koirul M., S.PdI. M.PdI.
Guru SMP Negeri 1 Tirtomoyo Wonogiri