JATENGPOS.CO.ID, – Bagi teman-teman teknik pasti sudah tidak asing lagi yang namanya VC (Vernier Caliper ) atau jangka sorong. Namun bagi orang awan tentu akan kesulitan atau bingung menggunakan alat ini. VC digunakan untuk mengukur tiga jenis ukuran yakni diameter luar, diameter dalam dn kedalaman lubang (depth).
Ketelitian alat inipun bervariasi diantaranya VC dengan ketelitian 2/100 (0,02) mm dan 5/100 (0.05) mm. Contoh VC dengan ketelitian 2/100 (0,02 ) mm hanya bisa digunakan untuk mengukur kelipatan 2 dibelakang koma, misal : 10,00; 10,02; 10,04; 10,06; 10,08; 10,10 ataupun 10,20 ; 10,22 mm dan lain lainnya. VC dengan ketelitian ini tidak mampu untuk mengukur angka-angka ganjil dibelakang koma, contoh 10,11; 10,13; 10,15; 10,17 ataupun 10,19 mm.
Begitupun VC dengan ketelitian 5/100 (0,05) mm alat ini hanya bisa digunakan untuk mengukur kelipatan 5 dibelakang koma, misal : 20,05; 20,10; 20,15; 20,20; 20,25; 20,30; 20,35; 20,40 mm dan selanjutnya selalu kelipatan 5 dibelakang koma.
Bagian-bagian alat ini adalah : rahang dalam, rahang luar, skrup pengunci, skala imperial, skala metric, pengukur kedalaman (depth measuring blade), skala utama dan skala nonius.
Sebelum menggunakan VC yang harus diingat adalah bershkan VC dari kotoran, lakukan kalibrasi terlebih dahulu, VC harus tegak lurus terhadap benda yang diukur saat digunakan, besarnya tekanan VC terhadap benda yang diukur, upayakan sedapat mungkin saat membaca ukuran VC masih di tempat benda kerja dan untuk mencegah salah baca ukuran miringkan VC sehingga skala nonius sejajar dengan skala utama.
Cara menggunakan alat ini mudah saja dengan cara menggeser rahang geser yang didalamnya terdapat skala nonius. Kita ambil contoh saja saat VC digunakan untuk mengukur diameter luar. Kita ambil benda yang akan diukur dengan menggunakan VC dengan ketelitian 2/100 mm. ukurlah benda kerja dengan hati-hati. Geserlah rahang geser secukupnya, lalu majukan kembali dengan lembut dan posisi VC harus tegak lurus terhadap benda kerja. Kemudian bacalah ukuran pada skala utama lalu kita lihat pada skala nonius. Kita cari garis yang berimpit antara skala utama dan pada skala nonius. Disaat itulah kita tentukan berapa ukuran benda kerja. Andaikan saja di skala utama menunjukkan angka 9 mm lebih sedikit. Dan diskala nonius pada skala 13 x 0,02 mm maka hasilnya adalah 9 mm ditambah 26 pada skala nonius sama dengan 9,26 mm.
Pada pengukuran tentu dilaksanakan tidak hanya satu titik pada diameter tertentu. Ukurlah diameter benda kerja pada panjang tertentu di tiga titik. Misal kita tentukan untuk 3 titik A, B dan C titik A menghasilkan 9,26 mm kalau benda itu lurus (tidak konis) maka titik B dan C hasilnya pasti sama 9,26 mm. Kemudian putar benda (poros) kerja tersebut sebesar 90⁰ , lalu kita ukur titik yang sama A, B dan C kalau benda itu lurus dan tidak oval hasilnya pasti sama 9,26 mm. Namun kalau hasilnya beda pasti benda kerja (poros) tersebut bentuknya oval. Selamat mencoba pasti bisa.
Giyanto, S.Pd.
Guru SMK N 2 Sragen